MUSIBAH TERBESAR

Musibah terbesar ummat manusia adalah hilangnya minat belajar dan membaca buku. Musibah adalah peristiwa yang menyebabkan sesuatu hal tidak bisa kita lupakan. 

Musibah bisa saja menimpa siapa saja, kapan dan dimana saja. Tua atau muda, bahkan musibah tidak kenal status sosial seseorang. Karena musibah bukan sesuatu yang berwujud dan dapat diterka oleh manusia itu sendiri. 

Jika kita lihat secara empiris, Musibah terjadi sisebabkan oleh karena 2 hal. Pertama : Disebut dengan Musibah Sunnatulloh, kejadian yang menimpa seseorang atau suatu koum. Yang tidak bisa diprediksi oleh manusia itu sendiri, sehingga tidak ada persiapan manusia menghadapinya. Seperti Covid19, Tsunami, Letusan gunung merapi,  yang saat ini melanda dunia, terlepas dari nilai politisnya, kejadian yang menimpa dunia ini bisa kita kategorikan sebagai musibah sunnatulloh. 

Adapun yang menjadi ciri ciri dari sebuah musibah sunnatulloh antara lain, Tidak dikenali sebelumnya, berlalu cepat, tidak atau belum ditemukan penangkal atau obatnya. Hal ini bisa saja terjadi sebagai teguran untuk kita, atau sebagai cobaan untuk menguji Kekuatan hati seseorang 

Kedua: Musibah terjadi karena ulah tangan manusia itu sendiri, dan ini yang paling sering terjadi. "Telah nyata kerusakan di Atas muka bumi, didarat dan di lautan, disebabkan oleh ulah kedua tangan manusia" (al ayah). Banjir bandang, Kelaparan, perang, genosida dan sebagainya. 

Malas membaca adalah musibah terbesar bagi seorang pelajar, musibah terbesar bagi seorang guru. musibah terbesar bagi seorang dokter, musibah terbesar bagi seorang politisi, musibah terbesar bagi seorang pemimpin. Membaca menjadi alat yang paling efektif, untuk mengasah akal dan logika, juga menjadi cara paling efektif dalam menangkkal dan menemukan sebuah fakta kehidupan. 

Membaca bukan saja menggunakan buku sebagai sumber bacaan, diera digitalisasi saat ini berbagai laman, artikel, jurnal dan berbagai karya ilmiah lainnya tersedia di gemgaman kita.  Semuanya bisa didapatkan dengan sangat mudahnya. Akan tetapi, bahan bacaan tidak mesti yang tersurat, harus bisa juga membaca yang  tersirat. Dalam istilah saat ini dikenal dengan nama "LITERASI".
 Semakin banyak2 seseorang membaca buku, semakin jauh dia dari musibah kehidupan yakni kebodohan. 

Mereka yang tidak membaca cenderung lebih mudah untuk dipengaruh, baik itu hal yang positif maupun yang negatif. Sedangkan orang yang banyak membaca akan lebiih baik kehidupannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan