Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tradisi

Lomang

Gambar
Makanan khas daerah, hampir diseluruh nusantara ada makanan ini. Hanya saja cara penyajian dan pemasakan yang mungkin sedikit berbeda. Bahasa kampungku disebut lomang, makanan tradisional yang cukup nikmat. Makanan ini hampir diseluruh nusantara ada, entahlah kalau di luar negeri, maklum saja penulis belum pernah plisiran ke luar negeri kecuali ke luar nagari (dialek minang). "Nagari adalah kumpulan dari beberapa jorong, setiap jorong dikepalai oleh seorang kepala jorong, dan nagari juga dipimpin oleh kapala nagari. dan beberapa nagari menjadi kecamatan, sehingga di Sumatera Barat tidak kita temukan desa. Bentuk administratif yang terus dijaga, K earifan lokal yang masih terus dipelihara". Lomang juga adalah kearifan lokal yang semestinya kita jaga dan lestarikan, sayang pemerintah kita masih kurang peduli dengan kearifan kearifan lokal. seperti halnya sistem kepemerintahan di Minangkabau yang bernama Nagari dan Jorong. Layak kita ajukan ke UNESCO, sebagai kekayaa

HUKUM MANGUPA (MARGONDANG)

Gambar
Persepsi Masyarakat terhadap Hukum Pesta Mangupa (Godang). Tulisan ini menjawab pertanyaan dari salah seorang Kandidat Doktor Di Sumatera Barat, yang mencoba meneliti. Apa penyebab masyarakat tetap melaksanakan Gondang, jika sudah diharamkan Agama. Berikut keterangan kami.  Dalam Masyarakat Batak Angkola, margondang menjadi satu tradisi masyarakat yang sudah turun temurun dilaksanakan. Setiap keluarga yang memiliki anak (Putra), berencana apabila sudah tiba waktunya (cukup umur). Maka anaknya kelak akan dilangsungkan pesta pernikahan dengan Margondang. Sehingga masyarakat Batak Angkola, memandang hal ini sebagai suatu kebiasaan adat istiadat, yang diwariskan secara turun temurun. Jika kita lihat dari perspektif hukum Islam, para ulama juga berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagian ulama mengharamkannya, sebagian lagi membolehkan (Menghalalkan) dengan beberapa ketentuan. Dengan demikian, adat ini menjadi tetap lestari, dan dilangsungkan bagi masyarakat yang memandang hukum ma

Tradisi SINAMOT (Mengungkap Fakta Bernegara)

Gambar
Sinamot adalah biaya yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan, yang hendak menikah. Dalam bahasa Batak sering disebut " Tuhor ni boru" . Kalau bahasa Indonesianya bisa dibilang Mahar. Sinamot berdasarkan permintaan dari pihak perempuan, meskipun masih bisa ditawar oleh pihak laki laki. Dalam tradisi Batak, hal diistilahkan dengan " Marsianggoan Hosa" sekaligus menjadi tahap pertama dalam proses pernikahan dalam tradisi Batak. Kemudian jika bertemu kata mufakat lanjut kedalam prosesi ketiga, "Manyise boru" "Pataru boli" "Mangalap boru" . Semoga bisa kita tuliskan dalam kesempatan berbeda.  Seiring perkembangan zaman, tradisi Sinamot juga ikut berubah. Meski dengan corak dan motif yang berbeda, namun masih tetap menjadi tradisi masyarakat Batak. Ada beberapa kriteria dalam soal SINAMOT ini.  1. Pendidikan Tingkat pendidikan bisa menentukan besar kecilnya Sinamot, semakin tinggi tingkat pendidikan sidara "