Postingan

Menampilkan postingan dengan label guru

Fenomenan Pendidikan Dasar

Gambar
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3071746343684673"      crossorigin="anonymous"></script> Fenomena Dunia Pendidikan Di Tingkat Dasar. Awal tahun Pembelajaran menjadi hal yang sangat urgen bagi dunia pendidikan. Selain Penammatan siswa siswi juga sebagi awal penerimaan siswa siswa baru. Mulai dari tingkatan Dasar, lanjutan, dan tingkat Tinggi, PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. baik yang dikelola oleh Negara atau pihak swasta. yang berada dibawah Naungan Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, atau Kemenrisdikti yang membidangi perguruan Tinggi. Semuanya disibukkan dengan kegiatan Tahunan ini. Hal ini menjadi langkah untuk keberlanjutan sekolah tersebut, jika siswa yang mendaftar mencukupi satu rombel maka alamat sekolah akan berlanjut, dan proses pendidikan akan tetap berjalan. namun akan lain cerita ketika pendaftar baru tidak mencukupi kuota, bisa menjadi catatan bu

Taksonomi Menulis

Gambar
Taksonomi Menulis Dalam tulisan kami kemarin, kita sudah lihat bagaimana Indeks membaca kita 0,001. Dengan kata lain dari seribu orang، hanya satu yang menjadi pembaca giat. Hal ini bisa juga kita uji secara sederhana, dari tulisan kemarin (Taksonomi membaca) yang kami posting di berbagai media sosial. Salah satunya facebook ini, hinggga tulisan ini kami rilis. Dari 3310 pertemanan kami, 67 yang melike, dengan asumsi mereka semua membaca hingga tuntas.  Dengan kesimpulan sederhana kita ini, kita harus akui dengan jujur. "KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBACA KITA RENDAH". Jika kita kaitkan dengan tingginya penyebaran Hoax di masyarakat, maka ini sangat berkaitan sekali. Semakin tinggi minat baca, semakin kuat analisis dan ketelitian menerima informasi. Sebaliknya, jika minat baca rendah, semakin mudah menerima, menyebar, dan percaya dengan informasi bersifat hoax.  Akibat kurang analisis, kurang data, kurang informasi. Terlepas dari indikator lain penyebab mereka tidak me

Taksonomi Membaca (Catatan HARDIKNAS 2021)

Gambar
Taksonomi Membaca (Catatan Hardiknas Covid19) Tidak dipungkiri diluaran sana,  membaca tampaknya sudah  menjadi kebiasaan, bahkan kebutuhan banyak orang. Mereka misalnya para guru, akademisi, mahasiswa, pelajar, dan semua profesi lain.   Bagaimana dengan kita di sini?   Tentu saja berbeda dong! Kita punya ciri khas sendiri dalam membaca. Kalau di luaran sana membaca adalah kebiasaan bahkan kebutuhan, di kita membaca adalah KEWAJIBAN (baca: wajib kifayah, kalau seorang sudah membaca, hilanglah kewajiban yang lain hehe...). Bahkan di beberapa tempat membaca merupakan KEAJAIBAN! Itulah sebabnya saat ini, negara kita memiliki indeks membaca sebesar 0,001. Artinya, hanya ada SATU (Oh my God!), ya, satu dari seribu orang Indonesia tersayang adalah pembaca yang getol.  Memprihatinkan yach?  Meskipun ini memprihatinkan, kita tidak boleh berhenti berharap bahwa ke depan angka ini akan meningkat pesat dengan semakin mengertinya kita akan pentingnya membaca dan bagaimana caranya. Apal

Lagi dan Lagi (3 Komponen Pendidikan)

Gambar
Izajah itu bukti pernah bersekolah, bukan bukti berilmu (RG).  Edisi kemarin, kami tuliskan soal ini juga. Kalau tidak menyalahi pendidikan karakter yang kita harapkan, belum mencapai target yang diharapkan. Apalagi ditengah wabah covid19, yang menurut mereka grafiknya masih stabil.  Ujian sebagai salah satu instrumen dalam dunia pendidikan kita, untuk mengukur tingkat Intelegensi dari Peserta Didik. UNBK atau CBT yang terupdate, mulai di perkenalakan sejak 5 tahun belakangan. Sedang istilah sistem pendidikan yang menggunakan nilai Ujian Akhir sebagai standar kelulusan mulai di berlakukan sejak tahun 2003 semenjak UU SISDIKNAS mulai berlaku. Kita cukup bangga dengan pelaksanaan ujian ini, tentunya Para peserta didik akan semakin termotivasi untuk lebih giat dalam belajar. Meskipun sebagian lagi memandang itu sebagai momok yang menakutkan, menjadi sosok yang menjadikan ujian ahir sebagai ujian yang paling sakral, meskipun itu sesungguhnya tidaklah begitu menyeramkan. Ketika

INI PASTI SALAH GURU

Gambar
Foto ilustrasi diambil dari laman facebook.  Tapi tulisan ini berawal dari kisah nyata, Sabtu tanggal 3  April 2021. Penulis menyaksikan sendiri, puluhan pelajar di salah satu kabupaten. Masih dengan bangga melakukan tindakan yang tidak terpuji ini. Ditengah vandemic yang masih berlangsung, sekolah yang masih abu abu proses pelaksanaannya. Bahkan belum ada kabupaten kota yang membuka krannya. Rombongan pelajar, masih saja berkompoi, mencoret baju, dan ugal ugalan dijalan tanpa protokol kesehatan. Tapi sudahlah, ini pasti salah guru.  Anggaran pendidikan kita cukup besar, 20% dari APBN. Sekitar Rp.400 triliun pertahun, dalam kacamata investasi, ouput pendidikan harus mampu memberi income kepada Negara lebih dari Rp. 400 triliun, atau subsidi (beban) Negara terhadap kaum Miskin dan pengangguran berkurang dari angka tersebut. Seorang Nelson Mandela yang mengucapkan: ” Education is the most powerful weapon which you can use to change the world .” Pendidikan merupakan senjata ya

HAPUS PENGAWAS SEKOLAH

Gambar
Perlukah pengawas disekolah? Apa urgensinya pengawas bagi sekolah? Apa saja tupoksi Pengawas Sekolah?  Jabatan pengawas sekolah beberapa hari ini menjadi bahan pembicaraan dikalangan guru, diberbagai group diskusi guru. Baik itu di Facebook, whatsup, Telegram pengwas sekolah menjadi topik terhangat. Sesuai dengan pengamatan kami diberbagai group yang kami ikuti.  Sebelum kita berbicara lebih lanjut, mari kita lihat apa pengerian Jabatan pengawas Sekolah Pengertian Jabatan Pengawas Sekolah Pengawas Sekolah  adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan  pengawas  satuan pendidikan. Jabatan  pengawas sekolah  bukan diperoleh secara otomatis tetapi suatu jenjang setelah seorang guru melaksanakan tugas dalam jangka waktu tertentu dan memiliki sejumlah kompetensi yang dipersyaratkan. Dengan kata lain, pengawas sekolah adalah para guru guru senior, yang memiliki kompetensi kependidikan. Sehingga mereka diharapkan mampu menjadi tutor dan tempat diskusi bagi para gur

Predator Anak Mengganas di Padang Lawas, Solusi Mengatasinya

Gambar
Predator adalah hewan pemangsa, pemburu, pemakan sejenis. Hewan ini tidak memilih jenis, usia dan juga hukum. Seperti singa, Harimau, Buaya, Srigala, Anjing dan sebagainya.  Istilah predator saat ini sudah tidak lagi menunjuk kepada hewan saja, bahkan istilah ini sudah sampai digunakan kepada kehidupan manusia yang mirip dengan prilaku hewan atau binatang. Kemiripan prilaku, dan juga ketiadaan adab, etika dan norma norma menjadikan Istilah ini kerap kali digunakan untuk menunjuk seseorang yang berprilaku seperti hal tersebut.  Dalam tulisan kita kali ini, kita ingin menyoroti prilaku menyimpang yang terjadi pada seseorang, yang seharusnya di gugu dan ditiru. Mencari akar penyebab dan juga solusi terhadap kejadian tersebut. Kita tidak membicarakan dari sudut pandang hukum, yang mencari benar dan salah. Karena setiap manusia yang melakukan tindakan asusila, apalagi yang menjadi korban adalah anak dibawah umur. Tidak dibenarkan dalam kacamata hukum, apapun alasan dan pembelaan

Sisi Lain Dunia Guru

Gambar
Sisi lain seorang Guru begitu unik untuk ditelusuri dan diikuti, bahkan terkadang kehidupan seorang guru jauh dari kata sejahtera. Meskipun program kesejahteraan guru sudah digulirkan oleh pemerintah, sebagai pengelola dan pengatur dunia keguruan secara kelembagaan.  Istilah guru tentu tidak asing lagi bagi kita, dengan makna yang cukup luas, dan juga konotasi yang berbeda, tergantung dari sisi mana kita menatapnya. Secara sederhana kita mengartikan, bahwa guru adalah orang orang yang mengajar dan mendidik. Secara formal, nonformal maupun informal keseluruhannya adalah kita sebut sebagai GURU.  Jika kita lihat PERMENDIKNAS NO 16 TAHUN 2007, kriteria seorang guru itu harus memenuhi 4 kompetensi dasar. Kompetensi dasar ini, bisa juga ditambah tentunya sesuai dengan sudut pandang kita terhadap para guru guru kita.  1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Pribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi  Profesional Secara konstitusi, kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang g

Pemuda itu Minim Pengalaman, Full Semangat

Gambar
Ketika namanya disebut bergetar jiwanya, dia akan berusaha memberikan apa yang bisa dia persembahkan untuk yang dicintainya. Begitulah tanda cinta, kata guru kita Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam bukunya Raudhatul Muhibbin (Taman orang orang yang jatuh cinta) Mungkin itu juga yang sedang kami rasakan, ketika melihat flayer ini lewat di beranda facebook kami malam ini. Hati ingin menyampaikan sesuatu, tangan ingin memberikan apa saja yang bisa dia persembahkan. Hingga lahirlah ide dalam pikiran untuk merangkai kata menjadi kalimat, sebagai buah pikiran katakanlah kontribusi untuk sebuah yang dicintai.  "Meningkatkan Pendidikan untuk Generasi muda pada masa Pandemic Covid-19 di Padang Lawas" tema yang diusung generasi Muda Hasibuan ini. Organisasi kepemudaan yang merangkul satu suku marga, yang pada catatan sejarahnya sebagai "Sipukka Huta" Suku pertama mendiami Kabupaten Padang Lawas. Lebih dikenal dengan istilah "Pahae Barumun Pahulu Sosa".  Tuli

Nasehat Untuk Guru

Gambar
Nasehat Untuk Para Guru Apakah guru harus di nasehati? apa tidak mengajari limau berduri namanya? Bukankah guru adalah pemberi nasehat?  Tulisan ini sengaja kami sajikan bertepatan dengan hari Guru Nasional, ya,... meskipun pada hakekatnya, guru dalam mendidik dan mengajar tidak mengenal waktu dan tempat. Apalagi di era 4.0 ini tak ada lagi sekat dalam ruang dan waktu, semua informasi bisa di akses meskipun di dalam hutan, lautan apalagi daratan semua bisa mengakses informasi.  Sebagai pendidik kita mesti memiliki Prinsip yang kokoh dalam memikul amanat kemanusian, yang diberi tugas sebagai penyuluh dalam kegelapan. Tentunya hal ini berlaku juga bagi penulis sendiri, sebagai sifat asas seorang pendidik. Kita sadur dari satu Kitab yang cukup fenomenal dalam dunia pendidikan, yang di tulis oleh Dr.Abdullah Nashih Ulwan lahir di Desa Qhadi askar Suriah tahun 1347/1928. wafat di Jeddah 29 Agustus 1987, dimakamkan ba'da Ashar di Kota Mekkah Almukarromah.  Berikut ini Sifat A

Jembatan Kehidupan (SELAMAT HARI GURU)

Gambar
Foto Bersama Guru Spiritualku, Ayahanda syekh Usman Ahmad bin Syekh Ahmad Daud Annaqsyabandi. JEMBATAN KEHIDUPAN Kita pasti sering dan bahkan setiap hari melalui jembatan, sebagai alat penghubung antara satu daerah dengan daerah lain. Jembatan dibangun semata untuk menghubungkan dua yang terpisah, satu kampung dengan kampung lain. Selain itu jembatan juga berfungsi untuk memudahkan akses dalam kehidupan manusia. Jenis jembatan tentunya bervariasi, konstruksinya juga bervariasi ada yang panjang seperti Suramadu ada juga yang pendek. Foto dalam tulisan ini termasuk juga jembatan panjang di kabupaten kami. Menghubungkan beberapa desa dan dua kecamatan. Sebagai akses transfortasi masyarakat di kecamatan Barumun Tengah. foto saat pembangunan jembatan Sidongdong Itulah jembatan secara djohir (nyata), tentunya tidak perlu di perpanjang, karena kita bukan ahli konstruksi jebatan. Sekarang mari kita bicara jembatan secara Bathin (tersirat). Kehidupan kita adalah kehidupa

RUMAH BARU PARA GURU

Gambar
Jejak digital jadi bukti sejarah, catatan perjuangan, dan harapan arah baru pendidikan, khususnya di Kabupaten penulis Padang Lawas. Kabupaten yang baru berusia 13 tahun. Tulisan di media cetak ini, diterbitkan tahun 2016 lalu di Harian Sumatera Tenggara Post yang bermarkas di Kota Padang Sidimpuan. Perlahan tapi pasti harapan ini mulai muncul, ibarat tanaman yang disemaikan baru tumbuh dan mekar dimusim hujan. Meski beberapa bibit unggul, sudah mati kekeringan, mati karena terhalang ilalang. Namun bibit unggul itu muncul dimusim pancaroba ini.  Bukan hal baru organisasi guru, bahkan kita akui berdirinya sejak awal awal kemerdekaan Republik Tercinta ini. Garda terdepan, dan menjadi motor pergerakan guru guru. Bersatu dalam sebuah wadah PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI).  Ada satu ungkapan yang di sampikan Whiji Thukul "Akun Ingin Perubahan, Tapi mana mungkin aku Diam. Aku ingin Perubahan, tapi mana mungkin jika aku sendirian". Guru sebagai motor penggerak b

DILEMA GURU TBC DIMASA COVID19

Gambar
Dilema Guru TBC vs Corona Ditengah merebaknya wabah Corona, Guru dituntut untuk menggunakan teknologi sebagai solusi agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Bagi yang sudah terbiasa dengan IT, ini bukan persoalan, namun bagi (Maaf) Guru Jadul. Ini menjadi sebuah ketakutan yang luar biasa, bahkan (Katanya) ini lebih berbahaya dari pandemic Corona. Agar tidak terlalu radikal, maka saya coba cari padanan kata yang tepat agar tidak terlalu radikal. Alhasil saya ambil kesimpulan Guru TBC (Tidak Bisa Computer). Jika terlalu kasar bantulah saya mencari kata yang tepat. Menjadi seorang guru itu, tidak obahnya seperti  Master Of Ceremony (MC) sebuah acara, semakin mahir MC membawakan acara semakin terkesan dihati pemirsa. Sebut saja RINA NOSE yang booming di acara dangdut Indosiar, Dedi Corbuzer di Hitam Putih dan masih banyak lagi. Karena apa? Tidak lain karena  kecakapan dalam membawakan acara  tersebut. Tidak lebay, jadul, berjalan secara sistematis dan terukur, begitulah se

Guru Alif Alif

Gambar
Guru, Digugu dan ditiru, ungkapan ini tidaklah berlebihan. Orang yang mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, selalu menjadi bahan pembicaran. Bukan hanya kata katanya, bahkan cara melangkah pun ikut menjadi bahan pertimbangan. Kehadiran mereka ditunggu, kealfaannya mereka ditanyakan, itulah sosok "Guru".  Siapa yang tidak kenal dengan guru? Bahkan anak yang belum aqil balig pun sudah tahu siapa itu guru. Secara sederhana Guru itu adalah orang yang mengajarkan ilmu. Jika kita rujuk dalam KBBI " Orang yang pekerjaannya (Mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan dalam pengertian Ilmiahnya. Purwanto 1997:138. Orang yang diserahi tanggung jawab sebagi pendidik dilingkungan sekolah.  Jika merujuk kepada pengertian umum, guru dibagi kepada dua kelompok. 1. Guru Formal 2. Guru Nonformal Pertama, Guru formal adalah mereka yang mengajar di lingkungan instansi Atau lembaga sekolah, baik itu sekolah miliknya pemerintah (yang disebut Negeri). Atau guru yang mengajar di