Postingan

Menampilkan postingan dengan label literasi

Taksonomi Membaca (Catatan HARDIKNAS 2021)

Gambar
Taksonomi Membaca (Catatan Hardiknas Covid19) Tidak dipungkiri diluaran sana,  membaca tampaknya sudah  menjadi kebiasaan, bahkan kebutuhan banyak orang. Mereka misalnya para guru, akademisi, mahasiswa, pelajar, dan semua profesi lain.   Bagaimana dengan kita di sini?   Tentu saja berbeda dong! Kita punya ciri khas sendiri dalam membaca. Kalau di luaran sana membaca adalah kebiasaan bahkan kebutuhan, di kita membaca adalah KEWAJIBAN (baca: wajib kifayah, kalau seorang sudah membaca, hilanglah kewajiban yang lain hehe...). Bahkan di beberapa tempat membaca merupakan KEAJAIBAN! Itulah sebabnya saat ini, negara kita memiliki indeks membaca sebesar 0,001. Artinya, hanya ada SATU (Oh my God!), ya, satu dari seribu orang Indonesia tersayang adalah pembaca yang getol.  Memprihatinkan yach?  Meskipun ini memprihatinkan, kita tidak boleh berhenti berharap bahwa ke depan angka ini akan meningkat pesat dengan semakin mengertinya kita akan pentingnya membaca dan bagaimana caranya. Apal

APA?

Gambar
Dua aplikasi media sosial saat ini yang paling trend, Tweeter dan Facebook. Mungkin anda memiliki salah satunya, atau kedua duanya. Kami sendiri memiliki dua duanya, meskipun tidak trending dan juga viral seperti miliknya HAERES. Yang menuliskan namanya saja membuat akun ditegur.  Siang ini saya coba membuka kedua aplikasi ini, sekedar lihat info terbaru dan juga perkembangan terbaru saat ini. Meskipun kita bukan pengamat, intelegen, atau jurnalis yang selalu berburu berita. Setidaknya kita tahulah sedikit info terbaru, agar tidak termakan hoaks dan provokasi.  Sangat mengejutkan, ketika kita buka Tweeter, Facebook. Maka kalimat pertama yang kita temukan dalam kedua aplikasi ini adalah sepotong pertanyaan.  1. Tweeter :  Apa yang sedang Terjadi?  Sebuah pertanyaan yang menantang otak untuk mencari informasi tentang kejadian disekitar kita, jika kita perbesar skalanya.  Apa yang sedang terjadi? Di rumah kita? Di kampung kita? Di kecamatan kita? Di kabupaten kita? Di Provinsi

Gerakan Rumah Literasi

Gambar
Salah Satu Gerakan Literasi yang perlu didukung oleh setiap stakeholder, pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, ormas.  Seperti kita ketahui bersama, membaca merupakan jendela dunia. Tidak ada orang pintar yang tidak membaca, tidak ada orang cerdas, jenius yang tidak membaca. Dan kesejahteraan yang kita impikan akan terwujud dengan banyak membaca.  Melirik kepada data diatas, tingkat membaca, dan menulis bangsa kita. Kembali kepada titik terendah setelah psca reformasi.  PISA Sebagai salah satu organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, merilis data kemampuan membaca dan memahami bacaan. Nilai tes  PISA anak anak kita, dalam kemampuan membaca dan memahami bacaan selama 18 tahun terakhir kembali ke titik awal reformasi. Dengan Kata lain kembali pada titik rendah.  Hal ini tentu disumbang oleh ketidak tersedia bahan bacaan, pustaka, dan juga fasilitas fasilitas yang bisa di jangkau oleh generasi muda. Meski diera 4.0 ini, teknologi sudah sangat canggi, dalam keny

MARI MEMBACA

Gambar
Mari membaca menjadi sebuah jargon, yang harus disosialisasikan ditengah masyarakat kita. Minimnya minat baca di Indonesia menjadi penyumbang, terhadap mudahnya penyebaran hoax ditengah masyarakat kita.  Dalam pembukaan Undang undang dasar 1945, jelas dituliskan "Mencerdaskan kehidupan bangsa" bahwa negara berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas akan melahirkan bangsa yang sejahtera, salah satu cara mencerdaskannya adalah dengan gerakan literasi. Membaca buku, menjadi salah satu bagian terpenting dari gerakan literasi. Dari data yang kami sajikan, di negara maju yang tingkat pendidikannya maju, setiap anak menyelesaikan 20-30 buku dalam setahun, di negara Indonesia, hanya 3 buku pertahun.  Wow!!! Adakah kita salah satu yang dapat menyelesaikan 3 buku itu? Data kedua menyajikan minat baca di wilayah Indonesia. Jawa masih mendominasi, disusul Sumatera. Kalimantan, terahir Indonesia bagian timur. Syukurlah pada rangking dunia, Ind

OMNIBUSLAW Indikasi Rendahnya Minat Baca

Gambar
  Apa yang anda lihat dari gambar diatas? Kemampuan membaca menjadi salah satu prasyarat untuk meningkatkan literasi kita, tanpa membaca maka mustahil kita bisa menjadi bangsa yang literat. Kemampuan membaca mutlak harus dikuasai oleh setiap orang, apalagi mereka yang berprofesi sebagai pendidik atau tenaga pengajar. Bayangkan jika seorang Guru tertinggal informasi atau berita terbaru saat ini, misalkan masalah Omnibuslaw. Akibatya kita akan disebut Kuper. Salah satu kecerdasan yang harus kita kuasai adalah kecerdasan literasi menulis, seorang penulis adalah pembaca terbaik, sedangkan seorang Pembaca belum tentu menjadi seorang penulis. sehingga kemampuan untuk menulis saat ini menjadi satu kebutuhan khususnya bagi dunia akademik. mulai dari penulisan Artikel, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah, sampai kepada yang berbentuk sebagai penelitian. seperti Skripsi untuk Jenjang S1, Tesis Bagi S2, Disertasi bagi Jenjang S3. Demikian halnya dengan jurnal jurnal yang berbentuk peneltian, Jurna