Menyikap Tabir Penciptaan Organ Tubuh

Mereka Punya telinga, tapi tidak mendengar, punya mata tapi tidak melihat, punya hati tapi tidak berperasaan. 

Adakah mereka telah TULI?

Mendengar kata tuli, maka yang terbayang dalam benak kita adalah orang yang kurang pendengarannya. Orang yang tidak lagi sempurna mendengar suara, dikarenakan banyak hal tentunya.

Dalam ilmu kedokteran, Tuli, tunarungu atau gangguan kesehatan adalah kondisi fisik yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan suara.

Kondisi ini bisa saja menimpa seseorang tanpa memandang usia, tua muda, laki laki perempuan dan juga kaya miskin. Kesemuanya bisa terkena penyakit yang satu ini.

Tentunya tidak ada kapabilitas dan kwalitas kami berbicara mengenai TULI dari kacamata medis, sungguh itu diluar kapasitas kita yang bukan ahli kesehatan. Kita serahkan saja pada ahlinya, bukan kah kata Rasulullah " Jika satu urusan dipegang yang bukan ahlinya maka tunggu kehancuran".

Tuli yang kita maksud dalam tulisan ini adalah dari sudut pandang sosial masyarakat, dan juga kacamata agama, meski kita bukan ahlinya sekedar menganalisa dari kacamata kita sebagai makhluk sosial dan makhluk beragama. 

Dalam alquran mereka, yang tuli disebutkan. 
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. al-A’raaf: 179)

Maksudnya, mereka sama sekali tidak memanfaatkan anggota badan ini, yang telah dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk mendapatkan petunjuk. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah.” (QS. Al-Ahqaaf: 26)

Padahal sebenarnya mereka itu tidaklah tuli, bisu dan buta, dalam arti yang sesungguhnya. Kecuali terhadap petunjuk Allah berfirman, “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)

Firman-Nya: ulaa-ika kal an’aami (“Mereka itu sebagai binatang ternak.”) Maksudnya, mereka yang tidak dapat mendengar kebenaran dan tidak pula membelanya, serta tidak dapat melihat petunjuk, adalah seperti binatang yang digembalakan yang tidak dapat memanfaatkan anggota tubuhnya, kecuali untuk mempertahankan kehidupan dunia saja. Sebagaimana yang difirmankan Allah yang artinya: “Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak dapat mendengar selain panggilan dan seruan saja.” (QS. Al-Baqarah: 171). Maksudnya, perumpamaan mereka pada saat diseru kepada iman adalah seperti binatang yang diseru oleh si penggembala, yang tidak dapat mendengar kecuali hanya suara semata, tetapi tidak mengerti maknanya sama sekali.

Oleh karena itu, mengenai orang-orang itu Allah berfirman: bal Hum adlallu (“Bahkan mereka lebih sesat lagi.”) Artinya lebih sesat daripada binatang, karena binatang itu walaupun demikian, terkadang masih mau mentaati sang penggembala jika dilarang, meskipun binatang itu tidak memahami ucapannya, berbeda dengan orang-orang tersebut. Selain itu, karena binatang-binatang itu berbuat sesuai dengan apa yang diciptakan baginya, baik secara naluri maupun secara paksa. Berbeda dengan orang kafir, ia sebenarnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan mengesakan-Nya, tetapi justru ia kafir dan menyekutukan-Nya. Oleh karena itu, orang yang taat kepada Allah maka ia lebih mulia dari seorang Malaikat yang taat, seperti dalam tempat kembalinya kelak. Dan barangsiapa yang kufur kepada-Nya, maka binatang adalah lebih sempurna daripada dirinya.

Oleh karena itu, Allah berfirman: ulaa-ika kal an’aami bal Hum adlallu ulaa-ika Humul ghaafiluun (“Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai.”)

Dengan demikian, orang orang yang Tuhan berikan kekuatan, ketajaman pemikiran, kecerdasan akal. Namun tidak menggunakankannya sebagai alat untuk mengagungkan, memuliakan dan membela kebenaran ajaran Tuhan adalah kesalahan fatal sebagai seorang manusia. Hal ini berlaku pada setiap manusia, bukab hanya yang muslim, bahkan non muslim sekalipun akan seperti binatang jika tidak memanfaatkan karunia yang Tuhan berikan dalam jalan kebenaran. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan