Afirmasi Ahmadiyah Perlukah? (Mengukap siapa Si Mirza)

Menteri Agama Republik Indonesia yang baru saja dilantik, membuat pernyataan yang menggetarkan jagat raya. Apalagi dunia Islam khususnya di Indonesia, yang kental dengan aliran Ahlisunnah waljamaah (Asariyah). 

Kata Afirmasi berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti "Penegasan" (KBBI). Jika dilihat secara terminolgy, maka afirmasi diartikan sebagai "Pernyataan pernyataan positif yang ditunjukkan kepada diri sendiri, agar memiliki keyakinan dan pemahaman" dengan kata lain, afirmasi sebagai penguat argumen dan keyakinan kita teradap sesuatu hal. Dalam bahasa pesantren kita, diistilahkan dengan Tabayyun. 


Afirmasi tentang Ahmadiyah tentu diperlukan, bagi orang yang belum, kurang, tidah mengerti tentang kesesatan pemahaman Ahmadiyah ini. Maka dibutuhkanlah satu media, cara agar orang yang belum, kurang, tidak faham persoalan tersebut menjadi paham dan mengerti. 

Tulisan singkat ini akan menggali sedikit tentang kesesatan Ahmadiyah, sebagai Afirmasi dalam penegasan kesesatan Ahmadiyah. Dirujuk kepada tulisan tulisan para pakar Islam,  Profesor dan ahli ahli agama Islam. Bisa dirujuk dalam Buku Ensiklopedia Islam yang diterbitkan Oleh Ikhtiar Baru, ditulis oleh berbagai Profesor. Dalam Buku 40 Masalah Agama, penulis KH Sirajuddin Abbas, juga menyinggung soal ini. Yang terbaru di tulis oleh Abi Maulana Syarifuddin, ulama Muda dari Sumatera Utara. Menulis satu bab khusus, tentang kesesatan Ahmadiyah ini dalam bukunya "Melepas belitan wahabi".

Kesepakatan dunia Islam

Dalam Konferensi Organisasi Organisasi Islam Se Dunia pada tanggal 6-10 April 1974. Satu tahun sebelum Menteri Agama RI Yang baru dilantik lahir, mengeluarkan dan merekomendasikan 6 hal. 

1. Setiap lembaga Islam harus melokalisasi kegiatan kelompok Qadiani dalam tempat ibadah, sekolah, panti dan semua tempat kegiatan mereka yang destruktif
2. Menyatakan sekte Ahmadiyah Kafir Dan keluar dari Islam
3. Memutuskan segala hubungan bisnis dan melaksanakan pemboikotan ekonomi, sosial, dan budaya terhadap mereka. 
4. Mendesak pemerintah pemerintah Islam untuk melarang setiap kegiatan pengikut MIRZA GHULAM AHMAD dan menganggap mereka sebagai minoritas serta melarang mereka memangku jabatan yang penting dalam negara.
5. Menyiarkan salinan semua penerbitan yang dijadikan sekte sebagai tempat penyelewengan Ayat ayat Alquran
6. Semua golongan yang menyelewengkan Islam diperlakukan sama seperti QODIANI (AHMADIYAH). 

Sejarah ringkas pendiri Ahmadiyah

Nama lengkapnya Ahmad Mirza Ghulam lahir 24 Robiul Akhir 1326 Hijiriyah/ 26 Mei 1908. Mirza adalah gelar kebangsawanan keturunan Dinasti Mogul (Mongol). Mempunyai hubungan keluarga dengan Zahiruddin Muhammad Babur, pendiri Dinasti Mogul (1526-1530), ayahnya adalah hakim pemerintah kolonial Inggris. 

Sejak kecil dia suka meditasi, bahkan sering mengaku mendapat petunjuk langsung dari Allah Swt. Akan tetapi dia tidak pernah dikenal sebagai seorang Sufi, atau murid dari salah seorang ahli sufi   Tahun 1880 ia mengaku sebagai Al Mahdi, yang dituliskannya dalam sebuah buku berjudul Barahin Ahmadiyah (Argumentasi Ahmadiyah). 
Pada tanggal 4 Maret 1889, Ahmad mengumumkan dirinya menerima wahyu langsung dari Allah SWT. Baiat pertama dilakukan oleh pengikutnya sebanyak dua puluh orang di Ludiana dekat Qadian India. Salah seorang Pengikutnya bernama Maulwi Nuruddin, kelak menjadi khalifah pertama sepeninggal Ahmad. 
Tahun 1891, Ahmad kembali membuat pernyataan kontroversial dan menghebohkan dunia Islam, ia mengaku sebagai Al masih Al Mau'ud (Almasih yang dijanjikan) 

Buku buku karya Ahmad menjadi pegangan dan ikutan para pengikutnya, antara lain : Barahin Ahmadiyah (Argumentasi Ahmadiyah), Fath Islam ( Penaklukan Islam), Masih Hindustan Man (Seorang Hindustan yang Suci) Kasyful Ghita (Tersingkapnya penutup), Izalai Ahwam, Mawahib Arrahman ( Pemberian Tuhan), Hakikat alwahyi (Hakikat Wahyu), dan Wasiyah (Wasiat). 

Pada Tanggal 29 Mei 1974 pengikut Mirza Ghulam Ahmad dibawah Pimpinan Mirza Basiruddin Mahmud Ahmad, beserta pengikutnya berjumlah 300 orang. Menyerbu kereta api dari Peshawer ke Karachi, dan membantai seluruh penumpangnya, 170 diantaranya adalah Mahasiswa kedokteran Nitsyar, karena dianggap sebagai pendukung Islam. 

Kesesatan Ahmadiyah
Sebagaimana dalam pepatah Arab menyebutkan "Likulli saqith laqith" Artinya setiap yang jatuh ada yang memungut. Maka di Negara kita Republik Indonesia juga ada yang memungutnya, namun karena Ulama Ulama Ahli Sunnah waljamaah sangat gigih menolaknya sehingga ajaran sesat ini tidak begitu berkembang. Namun tidak menutup kemungkinan agar berkembang, jika kita lemah, lengah dan lalai dalam menyikapinya serta berani dengan tegas menolaknya. 
Berikut ini kesesatan Ahmadiyah: 

1. Ketika Mirza mengaku sebagai Nabi, banyak ucapan Mirza yang Plin Plan, Sombong, bahkan sering menggunakan bahasa Kotor. Sangat tidak mungkin, seorang yang ditiru, berprilaku sombong, berbahasa kotor dan sebagainya.
Ini beberapa bahasa kotor Mirza dalam ajarannya
A. Tulislah satu buku, seperti buku aku, kalau engkau orang yang benar, bukan seperti binatang yang memakan tahu ( Mawahibur rahman 137)
B. Mereka menyangka kencingnya Iblis itu hujan yang baik tahi kambing itu nikmat ( Lujjatun Nur 27)
C. Orang yang fanatik itu memakan tahi sebagaimana binatang memakan tahi (Lujjatun nur 70). 

2. Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad
A. Aku dapat ilham
B. Aku dapat wahyu
C. Aku jadi wali
D. Aku jadi Muhaddas
E. Aku jadi mujadid
F. Aku khatamul aulia
G. Aku jadi Mahdi
H. Aku isa anak maryam
I. Aku Nabi Bayangan
J. Aku Nabi Mazazi
K. Aku Nabi Betul betul
L. Aku rasul betul betul
M. Aku jadi Adam
N. Aku Muhammad
O. Aku jadi khatamun nabiyin
P. Aku Allah
Q. Aku Abdul Qadir
R. Aku Nuh
S. Aku Yasin
T. Aku Daud
U. Aku Ibrahim
V. Aku Matahari
X. Aku bulan
W. Aku Hjarul Aswad. 
Logikan sederhana kita, bagaiman bisa saat yang bersamaan seseorang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda beda. Dan juga pernyataan yang selalu berubah ubah. 
3. Mirza salah menebak
Dalam bukunya Mawahibur rahma " Tuhan telah kabarkan kepadaku, bahwa umurku ini akan sampai 80 tahun atau lebih".
Jika dia Tuhan tentu tidak akan memakai kata "atau" sebagai bentuk keraguan atau ketidak yakinan. Fakta menurut ahli sejarah dia mati di usia 72 tahun. 

Demikian sedikit afirmasi tentang kesesatan Ahmadiyah, yang sudah jelas kesesatan dan larangannya oleh organisasi Islam dunia. Jumlah pengikut Ahmadiyah hingga saat ini diperkirakan berjumlah 15 juta orang diseluruh dunia.

Dalam ajaran agama kita, wajib hukumnya kita membunuh orang yang mengaku Nabi setelah Nabi Muhammad Saw sesuai hadist Bukhari Muslim. Akan tetapi negara kita adalah negara demokrasi yang bersumber dari rakyat, keputusan diambil dari mayoritas wakil rakyat. 
Oleh karena wakil yang dipilih adalah orang yang tidak menjiwai agama, sehingga apa yang terjadi didepan matapun tidak mampu mencegahnya. 

Tidak sedikit orang yang mengaku Nabi di Indonesia, tapi mereka subur dan gemuk dalam alirannya. MUI hanya menfatwakan, tapi fatwa tinggal fatwa. Tinggal kita lagi yang mengambil sikap, apakah ajaran tersebut kita ikuti atau tidak. 

Semoga bermanfaat Afirmasi ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan