JADI BEGINI CERITANYA (Ahir Cerita 2020)

Jadi ceritanya seperti ini, Jembatan hanya media untuk menyeberang. Kalaupun tidak ada jembatan orang masih bisa menyeberang, bisa menggunakan media lain, rakit, rapan, berenang. Apalagi hati sudah komit untuk menyeberang tidak ada yang bisa menghalangi. 

Alkisah ini hanya cerita saja, kalau lolos tahun depan saya tidak lupa dengan kisah ini. Jika ada kesamaan, terserah anda yang menyamakannya, Saya hanya bercerita. Kalau tertarik dengan cerita ini, silahkan simak sampai tuntas, dan ambil kesimpulan sendiri, tenang saja tidak akan ada pekerjaan rumah anda. 

Diseberang ada Pulau, menurut cerita disana ada kedamaian, kesejahteraan, keadilan, dan juga kemakmuran. Tentunya setiap orang mendambakan dan mencita citakan ini tempat seperti ini, tidak terkecuali Iblis sekalipun, karena Iblis pernah tinggal di surga.

Dinegeri sebelah ini, dikuasai oleh seorang Raja. Menurut cerita, disini keadilan hanya milik penguasa, berduit, kerabat dan juga para pemujanya. Demikian juga dengan kemakmuran, para bangsawan hidup bergelimang harta. Kuda kuda terbaik, ternak yang gemuk, kebun yang luas, ikan ikan yang manis. 

Mereka yang tidak sejalan atau sepaham dengan raja, akan dihukum tanpa diadili. Dicari kesalahannya meski itu mengada ada, tapi siapa yang bisa membantah karena hukumannya sangat berat. Apalagi soal kemakmuran, rakyat jelata semakin kelaparan, lapangan kerja semakin sulit, harga semakin naik. Sesekali ada pembagian jatah beras dan sedikit lauk pauk, bagi warga miskin sekitaran keluarga mereka. 

Sekelompok masyarakat menyadari kerusakan ini, kejholiman dan juga ketidak adilan. Mereka bermufakat untuk membantu sesama, membangun solidaritas tanpa sekat. Mengajak kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mereka hanya berbuat untuk mengharap rhido Tuhannya. Mereka mengumpulkan sedikit hasil pertanian dan perdagangan mereka, untuk dibagi bagikan bagi yang membutuhkan. Mereka tidak memilih milih yang menerima bantuan, asalkan membutuhkan, berbeda keyakinan pun mereka tetap bantu. 

Melihat hal ini, kekompakan, kekuatan persatuan dan kesatuan mereka. Para hulubalang mulai kehilangan pengaruh ditengah masyarakat. Kelompok masyarakat itu berbuat tanpa pamrih, dan juga tanpa janji janji. Apalagi mereka berencana untuk pindah ke pulau Kedamaian tersebut, membuat para dubalang semakin ketakutan. Dan melaporkannya kepada Raja, dan menambahi cerita bahwa kelompok tersebut ingin memberontak dan merebut kerajaan dari tangan Raja. Raja yang tidak tahu apa apa, terpengaruh dengan hasutan situkang hasut. Sehingga memerintahkan pengawalnya untuk menangkap dan memenjarakannya, bagaimanapun caranya. 

Satu hari, mereka menahan kepala kelompok masyarakat tersebut. Alasannya sederhana, saat itu sedang diberlakukan jam malam, tidak boleh ada yang keluar rumah dan berkumpul kumpul. Dikerajaan sedang terjadi wabah penyakit, menyebabkan ratusan orang sudah mati. Sehingga pihak kerajaan melarang keras warganya melakukan keramaian, jika melanggar akan dikenakan denda dan juga hukuman lainnya. 

Karena salah seorang putri kepala kelompok masyarakat melangsungkan pernikahan, dijadikanlah alasan untuk menahan kepala kelompok tersebut. Denda pun berlaku, tapi anehnya tidak cukup hanya disitu. Kepala kelompok tersebut ditahan karena melakukan keramaian. Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Enam orang sahabatnya dibunuh oleh tentara kerajaan, karena saat itu dituduh merencanakan akan melakukan pemberontakan. Meski sesungguhnya, mereka hanya berencana untuk melaksanakan kegiatan rutin wiridan. 

Tak sampai disitu, jembatan penyeberangan yang mereka bangun juga di bongkar dan dirubuhkan oleh kerajaan. Sehingga jembatan tidak boleh digunakan lagi oleh warga yang hendak kepulau sana. 

Tentara kerajaan tidak menyadari, bahwa warga bisa berenang, membuat rakit, perahu dan sampan. Mereka sudah bertekad untuk pindah menuju kampung yang mereka impikan tersebut. Apapun yang terjadi, mereka sudah siap dengan segala resikonya. 

Jembatan hanya terbuat dari kayu, kalaupun dirubuhkan, dirusak, dibakar. Bisa diganti dengan yang baru. Atau dengan berenang, agar bisa keseberang. 

Cerita tinggallah cerita, cerita pelengkap mimpi menjelang tidur panjang kita. Kelak akan Tuhan tunjukkan CCTV yang merekam dan mencatat kebenaran yang sebenarna. 

Sekian
Ahir Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan