Nasehat Kehidupan

Jika tiba masanya buah akan masak, jika beruntung akan ada yang memungutnya. Jika tidak akan jatuh ketanah, membusuk, santapan cacing tanah dan ahirnya kembali menjadi tanah. Siklus ini akan terus terjadi pada seluruh alam ini.

Wahai diriku!!!
Khawatirlah terhadap amalmu, Jangan khawatirkan segala yang akan kau tinggalkan. Karena yang mengaturnya tidak akan tinggal diam akan hal itu, dan dia lebih mengetahui yang terbaik bagi hamba hambanya. 

Bila kematianku tiba, aku tidak khawatir dan cemas tentang jasadku yang kaku. Kaum muslimin pastilah akan menunaikan apa apa yang sudah seharusnya mereka kerjakan. Melepaskan seluruh pakaianku, memandikanku, mengkafaniku, mengeluarkanku dari rumahku, membawaku ke rumahku yang baru (kuburku). Orang banyak akan datang mengantarku kesana, diantara mereka bahkan ada yang menunda, membatalkan pekerjaan demi pemakamanku ini. 

Seluruh milikku tidak ada satupun yang aku bawa kunci kunci ku, kitab kitab ku,  tas tas ku, sepatu sepatu ku, baju baju ku, dan semua yang lainnya. Bila keluargaku sepakat, mereka akan menyedekahkannya agar bermanfaat bagiku. Jika tidak, mereka akan membaginya sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkap. Yang aku khawatirkan, ketika harta yang tidak seberapa itu menjadi penyebab mereka memutuskan tali silaturrahim. Memusuhi antara satu sama lainnya, semoga hal itu tidak terjadi. 

Wahai Diriku!!!

Yakinlah dunia tidak akan bersedih karena kematianmu, alam semesta tetap akan berputar seperti biasanya. Perekonomian akan berlanjut, pekerjaanku akan digantikan orang lain. Harta bendaku akan menjadi warisan sedangkan di alam kubur semua menjadi perhitungan dan tanggung jawabku. Yang banyak ataupun sedikit, bahkan yang kecil yang tak berharga sekalipun semua tidak liput dari perhitungan Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana. 

Hal pertama yang akan hilang seketika aku mati adalah nama, yang dengannya aku dipanggil di dunia ini. Seketika aku mati mereka memanggilku dengan sebutan jasad, waktu shalat mereka menyebutku jenazah, ketika menguburku mereka menyebutku mayyit. Jelas sekali kala itu bahwa nasabku, sukuku,  status sosialku dan ketenaranku tidak berarti apa apa sama sekali, dan tidak layak diagung agungkan.

Alangkah sepele kecil nya dunia ini, dan alangkah bodohnya kita yang selama ini menganggapnya penting besar. Bahkan terkadang sampai menjholimi orang lain, merampas hak hak orang lain. Memusuhi sesama, hanya karena ambisi duniawi semata. Tidak jarang membunuh jiwa, dan karakter seseorang dilakukan demi memenuhi nafsu duniawi semata. 

Untuk kalian yang masih hidup, 
Kesedihan kalian atasku dapat dibagi 3 golongan: 
1. Orang orang yang hanya mengenalku biasa biasa saja akan mengasihaniku sesaat, ketika mendengar kabar kematianku. Mereka hanya turut berduka, syukur jika mereka ikut mendoakan aku. 

2. Teman teman akrab akan bersedih dan merasa kehilangan selama beberapa hari. Mereka ikut menjiarahiku, menyolatkanku, dan mengantarkan aku hingga ketempat peristirahatan terahirku. Setelahnya, mereka akan kembali pada kehidupannya semula. Syukur jika mereka mengenang jasa jasa baikku, jika kalau ada kebaikan yang aku torehkan selama kehidupanku, jika tidak, mereka tidak akan ingat lagi untuk selama lamanya.

3. Keluarga ahlul bait, akan bersedih berbulan bulan. Mungkin setahun, setelahnya aku pun akan tinggal sebagai kenangan. Tersimpan difoto foto kenangan, yang tersimpan dirak buku, dilemari buku, jika ada terpajang didinding rumah ku. 

Berakhirlah kisahku diantara manusia, bermulalah kisah hidup ku dialam akhirat. Telah hilang dariku kecantikanku, hartaku, keluargaku, semuanya. Inilah hidup yang sesungguhnya, inilah alam yang kekal dan abadi. Yang setiap hamba akan mempertanggung jawabkan perbuatannya selama didunia. Menjawab segala pertanyaan dari Malaikat Malaikat yang tidak mengenal rasa belas kasihan, yang tidak mengingkari perintah Tuhannya sedikitpun. Mereka hanya mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan kepada mereka. 
Memperlihatkan catatan catatan kehidupanku selama didunia, tidak ada yang luput sari catatannya walau sebiji jarrahpun semua lengkap tahun, bulan, hari, tanggal, jam, menit, dan detiknya. Lengkap dengan saksi saksinya yang jujur dan menyampaikan kebenaran yang terjadi. Mulut ku pun terkunci, tidak bisa lagi bersilat, seperti halnya didunia. Tangan, kaki akan menjadi saksi. Atas apa yang telah aku lakukan selama kehidupanku didunia yang fana ini. 

Apakah yang sudah engkau persiapkan sebagai bekal akhiratmu hari ini ?? Mumpung masih hidup, perhatikanlah amalan amalan wajib mu, sunnah sunnahmu, sadaqah rahasia, amal shalih. Mudah mudahan diakhirat engkau akan selamat.

Semoga kita beruntung. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan