Bangsa Aad (Kisah Manusia Raksasa)

Bangsa Aad (Kisah Manusia Raksasa)

Sudah menjadi hukum alam, sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Bersamaan dengan lenyapnya keimanan terhadap Allah, lenyap pulalah ketenteraman dan keamanan. Kebahagian dan kesenangan hidup Ummat manusia. 
Lalu timbullah kemaksiatan manusia, kejahatan, kepercayaan kepercayaan sesat dan menyesatkan. Orang pintar yang menyesatkan, orang cerdas yang membodohi. Pemimpin yang Jholim, korup. Bila sudah demikian parahnya peradaban manusia, maka setiap orang ingin menyelamatkan dirinya masing masing. Tak peduli lagi kawan atau lawan

Tak peduli lagi orang lain, timbun harta, bangun pulau, istana. Menyengsarakan rakyat, menjolimi hak orang lain. Mereka mempertuhankan dunia (Harta). Mereka menjadikannya persis sebagai tujuan kehidupan. Bak Berhala kala dahulu sesembahan kaum kaum terdahulu yang durhaka. 
Bangsa Aad, begitulah nama satu kaum. Termaktub dalam Alquran sebagai Bangsa pembangkang pertama didunia. Hidup di Negeri Ahqaaf, antara Yaman dan Oman menurut para Ahli sejarah. 
Masih menurut para ahli sejarah, bangsa Aad ini, berbadan besar, bertubuh kuat dan mereka hidup di daerah yang sangat subur sekali. Mungkin merekalah manusia raksasa yang kita istilahkan saat ini. Tidak ada lagi yang mengimbangi badan besar mereka hingga akhir zaman menurut para ahli sejarah. 
Hud begitulah nama Nabi yang diutus bagi mereka, sebagai mana Nabi Nuh di utus untuk kaumnya. Bukannya mereka beriman terhadap risalah yang dibawa oleh Nabi Hud, justeru mereka semakin beringas dan menyiksa siapa saja yang lemah dan bisa mereka tindas. 
Mereka yang tidak punya kekuasaan, hidup menderita, dengan derita yang tak terperikan lagi. 
Huud terus mengajak mereka, dari waktu kewaktu, tahun ketahun, konon beratus tahun lamanya Nabi Huud berdakwah, hanya sedikit yang mau beriman menuruti ajarannya. Sifat takabbur mereka sudah sangat melampaui batas, berbadan besar, kekar kokoh (Raksasa), menjadi alasan tersendiri bagi mereka untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Huud. 
Suatu hari terbentanglah awan hitam yang panjang, hampir semua manusia keluar dari rumahnya melihat keganjilan awan ini. Bangsaa Aad berujar, "Mungkin ini awan yang membawa hujan" kebetulan saat itu sedang kemarau sehingga kebun dan ternak mereka sedikit kesulitan air minum. 
Nabi Hud menjawab "Bukan, ini bukan Hujan rahmat, tapi ini awan yang membawa angin Samun (Puting Beliung). Angin yang akan membinasakan kalian semua, angin yang penuh dengan azab yang pedih. 
Berembuslah angin Samun, menerbangkan segala apa yang dilewatinya. Binatang ternak mereka yang sedang merumput, juga ikut terbang dibawa angin, pergi entah kemana. Mulailah mereka takut, berlari berhamburan kerumah masing masing. Gedung gedung mewah, besar, kokoh mereka tutup semua pintu, dengan badan mereka yang besar dan kokoh. 
Tujuh malam delapan hari, menurut ahli sejarah kejadian ini. Jangankan manusia, hewan, tumbuhan, bebatuan dan bahkan gunung gunung ikut terbang entah kemana. 
Nabi Hud dengan pengikutnya,  lebih dahulu telah di perintahkan Allah untuk tetap dirumah (Stay At Home). Selama tujuh malam delapan hari. Anehnya mereka tidak merasakan sama sekali peristiwa dahsyat ini. Atas perintah Allah Nabi Hud dan pengikutnya yang sedikit hijrah dari tempat tinggal mereka yang telah porak poranda, menuju ke Hadratalmaut hingga beliau wafat. 
Konon menurut Para Ulama tafsir, selama masa lockdown Nabi Hud. Mereka berzikir dan bermohon kepada Allah dengan Membaca Doa 
لا اله الا انت سبحانك انى كنت من الظالمين
Demikian kisah manusia Raksasa yang Ingkar kepada Tuhannya, namun berujung penyesalan dan kesiasiaan. wallohu a'lam 
Semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan