KLB (KULIHAT LAW di BOLIVIA)

Sebuah hukuman yang berlaku di Negara Miskin Benua Amerika. Di pasung, bagi para pemimpin yang mengingkari janji politiknya. Miskin bukan halangan untuk berlaku adil. 

Detik news menggiring saya pada sebuah berita lama, jejak digital kata orang milenial. Kisah Anak manusia yang terus menjunjung kebenaran, sebuah Negara Miskin yang mayoritas beragama Katholik. Saya termasuk orang yang suka membaca, bahkan bisa berjam jam didepan buku hanya untuk menuntaskan bacaan yang tersisa. 

Berawal dari bacaan yang masih viral di negara kita KLB (Kejadian Luar Biasa), manuver, kudeta, begal, konfrontasi atau istilah apapun yang mau disematkan. Toh,,, pagi ini mentari masih bersinar dari ufuk timur. 

Kita rangkum hasil bacaan kami pagi ini, sebuah negara miskin, dengan luas 1,009 km². 7 kali lebih kecil dari luas provinsi Sumatera Utara, 72,981 Km². Bahkan lebih kecil dari Kabupaten Padang Lawas, 4,229 km². Hampir sama dengan Kecamatan Eks Barumun Tengah. 

Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma (agama resmi), meski denominasi Protestan sedang berkembang cepat. Islam yang dipraktikkan oleh keturunan Timur Tengah hampir tiada, 0,3 % itupun pendatang keturunan timur tengah. Ada pula komunitas Yahudi kecil yang hampir semuanya berasal dari Ashkenazi. Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktikkan Kepercayaan Bahá'í (membuat Bolivia salah satu tempat dengan persentase Bahá'í terbesar di dunia).

 Ada pula koloni orang Mennonit di departemen Santa Cruz. Banyak masyarakat asli menjalin simbol pra-Columbus dan Kristen dalam ibadah mereka. Sekitar 80% penduduknya bercakap bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu mereka, meski bahasa Aymara dan Quechua juga umum. 

Sekitar 90% anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah dibanyak daerah pinggiran kota. Namun menurut CIA tingkat melek huruf 87% yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brasil atau negeri-negeri TimTeng lain. 
(dari berbagai Sumber)

Inilah sebuah negara yang mayoritas non muslim, menjunjung tinggi keadilan. Menjadikan hukum sebagai panglima, hukum benar benar berlaku tanpa pandang bulu. Bisa kita baca dalam berita lama (Foto), seorang walikota yang tidak menempati janji kampanye dipasung di depan umum.  

Seluruh masyarakat menyuarakan keadilan dan kebenaran. Meski mereka termasuk negara miskin di Amerika, namun hukum dan keadilan dijaga dengan baik. Tidak ada tebang pilih, semua sama dimata hukum. Jika bersalah, dihukum sesuai dengan kesalahan yang ia perbuat, tidak ada potongan hukuman, remisi, pembelaan, pembiaran dan juga tebang pilih. 

Sungguh sangat berbeda jauh, dengan para politisi disebuah negara Islam terbesar didunia. Sebuah negara yang mengatakan sebagai negara hukum, bahkan sudah jelas dan memiliki keputusan pengadilan bisa bertamasya ke Bali, luar negeri dan lain lain. 

 Andai pasung diterapkan entah berapa banyak Walikota dan Bupati, DPR, pejabat mereka yang dipasung. Di Bolivia masa tugasnya 5 tahun, dinegara hukum itu, juga 5 tahun. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan