Hormat dan Rendah Hati Tanpa Syarat

Hormat dan Rendah Hati Tanpa Syarat. 

Tulisan ini disari dari berbagai sumber, sebagai iktibar dalam perjalanan kehidupan umat manusia. Semoga menjadi iktibar bagi pembaca sekalian, Rasa hormat harus tertanam dalam diri, tanpa syarat sedikitpun. Rendah hati harus menjadi sifat, agar tidak muncul sifat sombong dalam kehidupan kita. 


Alkisah Seorang WALIYULLAH dengan pakaian kumal, datang memohon sumbangan ke rumah seorang saudagar kaya. Saudagar kaya itu merasa sebal dengan penampilan si WALI itu dan mengusirnya pergi dengan kata-kata kasar. Beberapa hari kemudian seorang WALI besar datang dengan jubah keagamaan yang mewah dan berkilauan, memohon sedekah ke saudagar kaya tersebut. 

Si saudagar kaya segera menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan makanan mewah untuk si WALI BESAR. Lalu ia mengajak si WALI untuk menikmati makanannya. Si WALI menanggalkan jubah keagamaannya yang mewah, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di atas kursi meja makan. Ia kemudian berkata: 
"Kemarin aku datang dengan pakaian usang dan anda mengusirku. Hari ini aku datang dengan pakaian mewah, anda menjamuku. Tentunya makanan ini bukan untukku tapi untuk jubah ini?." 

Setelah berkata demikian WALI tersebut berlalu, meninggalkan si saudagar yang kaget.
Lantas WALI itu menyimpulkan :
Kalau ternyata bukan diriku, melainkan pakaianku yang dihormati, mengapa aku mesti senang...????
Dan kalau ternyata bukan diriku, melainkan apa yang kupakai yang dihina, mengapa aku mesti sedih..???

Demikianlah manusia, lebih sering menghormati yang melekat pada diri orang, seperti apa yang dipakai (pakaian dan accesorisnya atau kekayaan, jabatan, BUKAN PRIBADI keberadaan orang itu sendiri.) Rasa hormat sering muncul dalam diri kita, sebab adanya yang melekat dalam diri seseorang tersebut. Bukan karena kepribdiannya. 

Maka, Jika kita dihormati orang, janganlah bangga diri. Dan kalau pun jika kita tidak dihormati, jangan kecewa dan bersedih diri. Sebab, kita tetap sebuah harga. Siapapun yang merendahkan kita saat ini, jangan sampai membuat kita runtuh, bangkitlah dan tetaplah teguh. 

Kata Imam Al-Ghazali: “Jangan resah andai ada yang membencimu, kerana masih ramai yang mencintaimu di dunia. Tetapi resah dan takutlah andai Allah membencimu, kerana tiada lagi yang mencintaimu di akhirat.” dan Imam Hassan Al-Basri Rohimahullahu Taala berkata: "Tahukah kalian apa itu tawadhu?. Tawadhu itu adalah engkau keluar dari kediaman mu, lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa dia lebih mulia dari kamu."

Wallahu a'lam bittaufiq. Mudah-mudahan kisah ini bermanfaat untuk kita semua. Barakallah.
Shallu 'Alaa Muhammad.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan