Part 2 Yatim Piatu Bukan alasan Untuk Bangkit

Part 2

 "Yatim Piatu bukan alasan untuk Bangkit"

Adakah di dunia ini peristiwa yang menyentuh perasaan yang lebih berat daripada peristiwa saat kita menabut tanah di jasad ayah, ibu? 
Terlebih ketika usia kita masih kanak kanak.

Ketahuilah!!!
Penderitaan, air mata, kepedihan, dan menjadi yatim telah Rasulullah alami sejak sangat dini. Ayahnya meninggal dunia saat beliau berada dalam perut ibunya, sehingga beliau tidak pernah mendengar ucapan "anakku" dan tidak pernah berkesempatan memanggil "Ayahku". Tidak ada dalam momen kehidupan beliau kehangatan pelukan, senyuman, dan ciuman dari seorang ayah. Itulah kondisi yatim yang terberat dan terpahit. 

Bahkan beliau merasakan yatim beberapa kali, yatim karena ayahnya wafat, piatu karena ibunya wafat saat beliau berusia 6 tahun.  Kakeknya Abdul Muthalib yang begitu menyayanginya juga wafat. Tidak cukup hanya disitu istrinya Khadizah binti Khuwalid juga wafat. Beliau merasakan semua kepedihan itu. 

Nabi tumbuh dalam kondisi yatim, agar jiwa, semangat dan kesabarannya terlatih. Sebab beliau akan membawa risalah yang agung dibarengi dengan tanggung jawab yang besar. Karena dihadapkan dengan para pembangkang, pembenci, penolak, penjahat, dan penentang. Nabi harus tampil lebih tegar, lebih tangguh, dan lebih pemberani.

Itulah BIMTEK Allah baginya, untuk dipersiapkan menjadi pemimpin dunia. Menampik tuduhan bahwa ia ingin memperkuat keluarganya, disokong keluarganya, mengangkat derajat keluarganya. 

Beliau tumbuh dalam keadaan lapar agar menjadi teladan bagi orang orang yang kelaparan, tumbuh karena kekurangan materi, agar menjadi teladan bagi yang berjuang kekurangan materi. Tumbuh dalam kondisi serba kesulitan, agar menjadi inspirasi bagi yang sedang merasakan kesulitan dunia. 
Tumbuh dalam keadaan fakir, agar menjadi motivasi bagi yang fakir. 

Agar tumbuh kasih sayang kepada mereka yang fakir, miskin kekurangan dan orang orang yang tertindas. Karena beliau telah merasakan itu semua. 

Bangkitlah kawanku!!!
Berkacalah dari Nabi mu
Berjuang, dan terus berikhtiar sembari menyerahkan diri sepenuhnya kepada Ilahi. Apa yang kamu rasakan saat ini, sesungguhnya Nabi telah lebih dahulu merasakanya. 
Beliau pernah jadi buruh, jadi karyawan perusahaan, peternak, bahkan dikala usia beliau masih 12 tahun. 

Bacalah risalah kehidupan Nabimu, agar menjadi inspirasi bagi kita dalam kehidupan ini. Niscaya akan selamat kita dunia dan akhirat. Soal mana saja yang anda cari, akan ada dalam diri Rasulullah saw. 

Mari Bersholawat dan salam. 
#Gurualifalif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan