Kebodohan dan Kedunguan Massal




Kebodohan dan Kedunguan Massal

Tulisan kami ini, ingin mengulas kembali cerita sang Sufi, cerita yang lumayan panjang. Mungkin akan banyak yang menskip tulisan ini. Karena memang cukup panjang untuk dituliskan. Apalagi melihat data yang di keluarkan UNESCO tahun 2019 kemarin.

Indonesia dalam soal literasi baca, berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang mereka teliti. Menurut data mereka minat baca warga negara kita Indonesia diangka 0,001 %. Dengan kata lain, dari 100 orang hanya 1 orang yang minat bacanya tinggi, dan rajin membaca. Sumatera Utara 23 dari 34 provinsi, Padang Lawas 32 dari 34 Kabupaten kota. 

Negara maju pendidikannya Finlandia, penduduknya membaca dan menammatkan 30 judul buku dengan tebal 300-400 halaman pertahun. Sedangkan di negara Indonesia kita ini hanya 3 judul buku pertahun. Draf UNDANG UNDANG OMNIBUSLAW kemarin kalau tidak salah setebal 1028 halaman. Maka di butuhkan waktu satu tahun bagi warga negara kita untuk menuntaskan membaca draf UNDANG UNDANG OMNIBUSLAW.  Belum lagi KUHP, Kompilasi Hukum Islam, atau buku undang undang lainnya. 

Diantara yang malas membaca ini, sudah ada didalamnya. Lawyer, ASN, para Kepala Daerah, anggota DPR, DPRD, Jaksa, Panglima, Jendra, Kepolisian. Orang kaya, sudah pasti orang miskin yang tidak bisa membeli buku, koran majalah, tidak ada paket data. Didalamnya ada  saya, tidak tahu apakah anda termasuk orang yang malas membaca. 

Maka wajar bin pantas banyak penerapan hukum yang keliru, nyasar, seenak perutnya saja. Meski pun dia seorang Lawyer, Pejabat, kepala daerah, ASN dll. Apa lagi kami orang yang berada dalam garis kemiskinan ini. Inilah yang kami maksud KEBODOHAN DAN KEDUNGUAN MASSAL. Lihatlah sekitarmu, menurut Menteri Hukum dan HAM Prof Mahfud MD. Pelaku Korupsi, pelanggar undang undang adalah didominasi oleh lulusan Perguruan Tinggi (Sarjana), Pejabat, Kepala daerah. 

Kadang terlintas juga dalam pikiran, enak jadi orang miskin, bukan pejabat dan menjadi warga bodoh saja, seumur hidup tidak melanggar undang undang, tidak tersandung kasus Korupsi. Tidak terancam struk, karena dicopot jabatan, tidak stress, tidak, tidak dan tidak lainnya. 
Tapi jadi orang miskin, Bodoh. Akan terus menjadi langganan BLT (Bantuan langsung tunai) Bantuan siswa miskin, bantuan covid, bantuan bantuan, dan bantuan lainnya. Akan terus jadi langganan, ya sudahlah memang dunia sudah ditakdirkan menjalani Kuasa Allah. Toh kita hanya biduk catur, yang bebas dimainkan kemana saja. 

Oh iya,,,, jadi lupa cerita sang Sufi namanya Abu Nawas dalam kisah 1001 malam. Singkat cerita karena saya yakin kita sudah mulai bosan membaca ini. 
Abu Nawas mengatakan dia melihat di dalam topinyanya ada Bidadari cantik sedang berayun diSurga, tentu orang orang tidak percaya begitu saja. Bukan Abu Nawas kalau tidak cerdas, dia mengatakan, siapa yang tidak melihat hanya dua sebab 
1. Orang bodoh
2. Orang buta. 

Setiap orang ingin membuktikan perkataan Abu Nawas, di dalam topi terlihat Bidadari sedang berayun ayun di Surga. Orang pertama, seorang pejabat besar kala itu di Baghdad. Terdiam ketika melihat didalam topi Abu Nawas, sejenak dia terdiam apa maksud Abu Nawas dalam benaknya. Kemudian dia mengangguk tanda membenarkan perkataan Abu Nawas, bahwa didalam topi ada Bidadari berayun ayun di surga.

Begitu seterusnya sampai lebih dari sepuluh orang, mengangguk dan membenarkan perkataan Abu Nawas. Tentulah membuat penasaran Raja Kerajaan kala itu, muncul di benaknya, Apa mungkin? Didalam topi Abu Nawas terlihat Bidadari sedang berayun ayun di surga? Begitu dalam hati sang raja. Sudah sepuluh orang menteriku membenarkan. Sang Raja bergegas mengambil dan melihat kedalam topi Abu Nawas. Tercengang, terdiam, tertunduk, dia sadar telah dijebak oleh Abu Nawas yang cerdik. Dia malu jika nanti mengatakan tidak melihat apa pun dalam tipu, takut dicap, bodoh, dan lain lain.

 Alhasil raja pun membenarkan perkataan Abu Nawas di dalam topi ada Bidadari sedang berayun ayun di surga. Begitulah kejahatan, kebodohan yang jika terus menerus dilakukan, didiamkan, dibenarkan. Maka kelak dia akan menjadi suatu pembenaran, kelak dia akan menjadi sebuah keputusan, karena ketakutan dan kebodohan kita menyampaikan satu kebenaran. 

Semoga kita selamat. 

Selamat berhari Libur Kabupaten ku tercinta!!! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan