Tradisi SINAMOT (Mengungkap Fakta Bernegara)


Sinamot adalah biaya yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan, yang hendak menikah. Dalam bahasa Batak sering disebut "Tuhor ni boru". Kalau bahasa Indonesianya bisa dibilang Mahar.

Sinamot berdasarkan permintaan dari pihak perempuan, meskipun masih bisa ditawar oleh pihak laki laki. Dalam tradisi Batak, hal diistilahkan dengan "Marsianggoan Hosa" sekaligus menjadi tahap pertama dalam proses pernikahan dalam tradisi Batak. Kemudian jika bertemu kata mufakat lanjut kedalam prosesi ketiga, "Manyise boru" "Pataru boli" "Mangalap boru" . Semoga bisa kita tuliskan dalam kesempatan berbeda. 

Seiring perkembangan zaman, tradisi Sinamot juga ikut berubah. Meski dengan corak dan motif yang berbeda, namun masih tetap menjadi tradisi masyarakat Batak. Ada beberapa kriteria dalam soal SINAMOT ini. 

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan bisa menentukan besar kecilnya Sinamot, semakin tinggi tingkat pendidikan sidara "gadis" makin tinggi sinamot yang harus dipersiapkan oleh silaki laki. Meskipun ini tidak menjadi patokan, akan tetapi pendidikan bisa menjadi pertimbangan bagi pihak keluarga perempuan. Hanya saja, perlu dipahami bagi kaum hawa, tingginya pendidikan bukan menjadi kriteria utama bagi seorng bani Adam. Terkadang mereka lebih menyukai wanita yang sederhana, pendidikannya tidak  tinggi, minimal SMA lah. Bagi mereka yang telah mapan ekonominya akan memilih kriteria ini, dengan tujuan fokus menjadi Ibu Rumah tangga yang mengurusi keluarga dirumah. 

2. Rupa

Soal ini, menjadi prioritas utama seorang laki laki. Bagaimana pun mereka pasti mencari perempuan yang cantik, setidaknya memperbaiki keturunan. Sudah lumrah, setiap manusia mencintai keindahan. Begitu juga dengan pihak perempuan, jika ada yang bagus rupanya, tentu mereka akan lebih mempertimbangkan ini. Meski terkadang kriteria ini ditinggalkan, ketika hal yang lain sudah melampaui. Misalkan usia telah berkepal Tiga, maka kriteria ini menjadi nomor sekian. Tidak lagi menjadi prioritas utama, dalam menentukan pilihan calon pendampingnya. Soal sinamot ini, terkadang sudah menjadi pilihan terahir. Bisa saja, cantik sinamotnya tipis. 

3. Keturunan

Ini terkadang yang menjadi persoalan, genetik menjadi penghalang. dalam serial romantika, sebut saja Layla Majnun, Titanic, Romeo n Juliet, dan puluhan kisah cinta lainnya. Genetik menjadi sebab utama gagal kepelaminan, dan terkadang mereka nekat mengambil jalan pintas. Cenderung ini penyebabnya adalah keluarga, perbedaan kasta. Status sosial, juga menjadi penyumbang terhalangnya perjodohan. Meski saat ini, prinsip seperti ini sudah mulai ditinggalkan oleh msyarakat adat Batak. 
Dalam tradisi adat dahulu, ketika adat masih prioritas utama, Hamoraon, Harajaon, Hagabeon. Menjadi kriteria dalam hal pernikahan ini, bagaimana posisi mereka dalam Parhutaon. Jika kita telisik dalam istilah lainnya disebut dengan setara, sekupu dan sebagainya. 

4. Pergaulan

Tidak jarang karena pergaulan, persaudaraan, kisah romantis berahir manis. Mereka melenggang bebas karena diikat oleh pergaulan selama ini. Saat ini, ini yang paling dominan terjadi ditengah msyarakat. Dalam istilah muda mudi saat ini, diistilahkan dengan pacaran. 

Lantas apa hubungannya dengan SINAMOT dengan konteks bernegara kita?
Masih segar dalam ingatan kita, salah satu kepala daerah di pulau jawa. Tepatnya di NGANJUK ternyata punya SINAMOT untuk menjadi kepala sekolah. Tergantung sekolahnya, SD sinamotnya 20 juta, SMP 50 juta. Makin tinggi level sekolahnya, makin tebal sinamotnya. 
Kriteria yang diatas juga menjadi ukuran, kalau sekolahnya rendah, dipedalaman maka cukup tipis sinamotnya.
Kalau punya kedekatan dengan kepala daerah, atau PARA SUHUT BOLON (Baca Suhut Bolon edisi sebelumnya) bisa saja sinamotnya makin tipis. 

Melihat fakta ini, mungkin saja bisa terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Meskipun dengan model dan gaya yang berbeda, namun tujuannya sama. Sehingga prioritas utama adalah Sinamot, bukan lagi kwalitas dan kepemimpinan. Kalau anda bermimpi menjadi kepala sekolah, saran saya anda harus memiliki salah satu kriteria di atas, pendidikan tinggi, rupawan, bangsawan, hartawan.
 
Tapi ini tarif hanya berlaku disana, di kabupaten anda itu anda sendiri yang menilainya. Apakah sinamot ini berlaku untuk seluruh jabatan, atau hanya khusus kepala sekolah saja. 

SUDAHKAH ADA SINAMOTMU PAREBAN?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan