DILEMA GURU TBC DIMASA COVID19

Dilema Guru TBC vs Corona
Ditengah merebaknya wabah Corona, Guru dituntut untuk menggunakan teknologi sebagai solusi agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Bagi yang sudah terbiasa dengan IT, ini bukan persoalan, namun bagi (Maaf) Guru Jadul. Ini menjadi sebuah ketakutan yang luar biasa, bahkan (Katanya) ini lebih berbahaya dari pandemic Corona. Agar tidak terlalu radikal, maka saya coba cari padanan kata yang tepat agar tidak terlalu radikal. Alhasil saya ambil kesimpulan Guru TBC (Tidak Bisa Computer). Jika terlalu kasar bantulah saya mencari kata yang tepat.
Menjadi seorang guru itu, tidak obahnya seperti  Master Of Ceremony (MC) sebuah acara, semakin mahir MC membawakan acara semakin terkesan dihati pemirsa. Sebut saja RINA NOSE yang booming di acara dangdut Indosiar, Dedi Corbuzer di Hitam Putih dan masih banyak lagi. Karena apa? Tidak lain karena  kecakapan dalam membawakan acara  tersebut. Tidak lebay, jadul, berjalan secara sistematis dan terukur, begitulah seorang profesional.
UU GURU DAN DOSEN sudah jelas menyebutkan guru adalah profesi. Tentunya karena sebuah profesi maka guru dituntut untuk profesional.  Tidak ada alasan untuk tidak profesional, kecuali angkat koper dari dunia Guru. Selama menjadi guru wajib ain hukumnya profesional. Tidak hanya basic keilmuan, bahkan ilmu yang tidak pernah ditemukan dibangku kuliah wajib dikuasai. Contoh, pembuatan video pembelajaran, belajar daring, Ujian online. Dan terannyar belajar Teleconfrensi, bagi guru lulusan 2010 keatas tidak masalah sebenarnya, tapi bagi guru lulusan 2010 kebawah ini, tak obahnya seperti covid19 yang mengahantui umat manusia. 

Untuk menggunakan Android saja mereka bisa, sudah lebih dari cukup, bisa buka wa, massendger, facebook, youtube mereka bisa sudah lebih dari cukup. Jangan tanya lagi soal google form, zoom, webex, Google classroom, google drive. Kine master. Serta aplikasi pendukung lainnya, bisa bisa hape mereka isolasi jika itu diminta. Bahkan untuk membuka pdf, mengkonversinya saja sudah kewalahan. Alhasil hape seharga 2-3 jutaan hanya sekedar acessoris ditas merk Hammer mereka. 

Secara undang undang guru dituntut profesional, dalam artian bisa menguasai ilmu dan teknologi. Permasalahan muncul ketika standar profesional yang di gunakan oleh pemerintah sebagai pengukur, memiliki konotatif yang disalah artikan. Ahirnya profesional yang dimaksud undang undang hanya sebatas slogan, makna hakiki dari PROFESIONAL justeru dimanipulatif, untuk sekedar mengisi perut perut kosong. Mengisi SALDO SALDO REKENING BANK. 
Sekedar mengisi tugas online,  Kebetulan pagi kita sudah libur, kami coba berikan tips bagi guru Jadul, yang tidak bisa menggunkan media teknologi sebagai sarana pembelajaran. Tips ini bisa di modifikasi sesuai dengan mapel masing masing. Sebagai contoh  materi kami di kelas VIII tentang HALAL HARAM. Langkah pertama ini saatnya anda membuat satu artikel, jika sedang mengikuti tantangan menulis digurusiana, ini kesempatan besar bagi kita untuk menjadi artikel populer harian atau bulanan, 14 hari masa karantina sudah lebih cukup untuk menuliskan sebuah buku. Jika  artikel sudah buat, jika masa aman boleh di printout secukupnya, sesuai jumlah siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok. Jika saat ini, tentu kita tidak butuh kertas, hanya butuh paket data yang bisa mengakses WA paling miniman. Pagi hari saat jam masuk, artikel dibagikan pada siswa. 

Peraturannya sederhana, jangan buat ribet toh nanti anda sendiri yang kewalahan jadinya. 
1. Artikel silahkan dibaca
2. Ambil kesimpulan dari hasil bacaan
3. Minta siswa untuk mengomentarinya, jika ofline dipersentasikan didepan teman teman, atau minta buat video dari apa yang dibaca minimal 2 menit. 
Mudah bukan?
Cara lainnya, dan jika ini sukses, bisa bisa guru akan menjadi youtuber yang punya penghasilan melimpah. Ketimbang cari cara haram, misalkan cari celah dana BOS, kedok, copy materi, wisata. Maka cara ini lebih baik, dan nyaman kita lakukan, sambil menyelam minum air begitulah kira kira. Caranya bagaimana?

1. Buat video anda menjelaskan materi Pelajaran, jangan lebay seperti video yang viral saat ini (Guru mengajar di depan kelas tanpa Siswa)
2. Upload ke Youtube
3. Share ke siswa. Kemudian minta mereka menonton video anda. Dan wajib menyertakan komentar, like and Subscribe. 
Cara ini lebih aman, jika siswa anda banyak, alamat anda akan menjadi youtuber, plus mengurangi konten konten negatif di youtube. Selama anak anakku sibuk dengan literasi membacanya, gurunya sibuk dengan literasi menulis. Teramat mudah bukan? Kenapa begitu banyak alasan, untuk belajar daring. Kecuali anda memang sedang terinfeksi TBC (Tidak Bisa Computer) betapa meruginya anda, sudah di ancam corona, TBC lagi kambuh. Tapi kami yakin kalau sudah mendapatkan sertifikat pendidik. Alamat anda adalah guru profesional yang digugu dan ditiru. Jika bukan, saran saya kembalikanlah Uang negara, betapa berdosanya anda, membohongi jutaan rakyat, demi meraup rupiah, toh menggunakan computer saja tidak bisa.
Kesimpulannya apa?
1. Jadilah profesional meski negara belum mengakui anda profesional. hasbunalloh wanikmal wakil
2. Bersyukurlah karena anda punya kesempatan untuk mengasah kemampuan.
3. Istigfarlah jika selama ini anda menipu diri sendiri demi sesuap nasi. 

SALAM LITERASI....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan