MARI MEMBACA

Mari membaca menjadi sebuah jargon, yang harus disosialisasikan ditengah masyarakat kita. Minimnya minat baca di Indonesia menjadi penyumbang, terhadap mudahnya penyebaran hoax ditengah masyarakat kita. 

Dalam pembukaan Undang undang dasar 1945, jelas dituliskan "Mencerdaskan kehidupan bangsa" bahwa negara berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas akan melahirkan bangsa yang sejahtera, salah satu cara mencerdaskannya adalah dengan gerakan literasi.

Membaca buku, menjadi salah satu bagian terpenting dari gerakan literasi. Dari data yang kami sajikan, di negara maju yang tingkat pendidikannya maju, setiap anak menyelesaikan 20-30 buku dalam setahun, di negara Indonesia, hanya 3 buku pertahun. 

Wow!!!
Adakah kita salah satu yang dapat menyelesaikan 3 buku itu?

Data kedua menyajikan minat baca di wilayah Indonesia. Jawa masih mendominasi, disusul Sumatera. Kalimantan, terahir Indonesia bagian timur. Syukurlah pada rangking dunia, Indonesia masih peringkat 60, dari 61 negara yang disurvai. oleh lembaga survai, yang bergerak dibidang kemanusia dan pendidikan (International Central Connectiout State University in New Britain).

Ini artinya kita perlu menggerakan minat baca, terlebih dikalangan peserta didik. Gerakan yang diprakarsai (ANIES BASWEDAN). Sesungguhnya didasari atas keprihatin beliau pada dunia pendidikan kita, saya sangat bersedih ketika beliau didepak dari kementerian pendidikan. Padahal otak briliant beliau, menghendaki kemajuan Indonesia lewat pendidikan.

Secara regional, Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi maju, kaya akan sumber daya alam, terlebih sumber daya manusianya. Bisa kita lihat, dengan banyaknya tokoh nasional dari sumatera utara. Sayang pendidikan belum menjadi prioritas utama, oleh para kepala daerah semenjak Reformasi. Meskipun anggaran daerah, 20% dari APBD. Sangat sayangkan sektor pendidikan belum menjadi prioritas utama dalam pembangunan daerah.

Foto selanjutnya adalah foto peserta didik saya, sengaja saya ajak setiap sekali seminggu untuk membaca berbagai sumber pengetahuan dari berbagai buku. Diperpustakaan sekolah, sesungguhnya ruang kelas yanh di sulap menjadi Perpustakaan sekolah.  Sesuai dengan mata pelajaran yang kami ampu pastinya, yakni PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
harapan saya sederhana, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari buku paket, mereka harus banyak menggali sumber informasi dari berbagai sumber.

Namun sering kami menghadapi kendala adalah minimnya sumber bacaan. semenjak tahun 2010 hingga hari ini, buku sumber bacaan tak kunjung bertambah, alhasil mereka harus rela dengan antrian untuk membaca. Sangat kita sayangkan, ketika sekolah tidak memiliki perpustakaan, juga gedung perpustakaan

Disinilah sesungguhnya kepekaan kita, sesungguhnya membangun prasarana pendidikan sangat penting, akan tetapi jika tidak diimbangi dengan fasilitas penunjang misalkan buku buku. Maka bangunan mewah tidak akan berartti untuk meningkatkan kualitas masyarakat.
Itu baru dilingkungan sekolah, bagaimana dengan tempat bacaan umum, kami belum tahu apakah ada di masing masing Kabupaten  kita perpustakaan daerah, gedungnya maksud kami, bukan instansinya, gedung yang menyediakan berbagai macam buku bacaan. Taman bacaan, sebagai tempat membaca plus rekreasi educati. 

Adanya gedung perpustakaan, buku buku bacaan dan pengayaan. Menjadi indikator suksesnya proses belajar mengajar, disetiap lembaga pendidikan. Dengan adanya perpustakaan sekolah. Menunjang kwalitas peserta didik kita, dengan sendirinya harapan yang disematkan kepada mereka semakin mudah untuk meraihnya. 
salam literasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan