Nasehat Untuk Guru

Nasehat Untuk Para Guru

Apakah guru harus di nasehati? apa tidak mengajari limau berduri namanya? Bukankah guru adalah pemberi nasehat? 
Tulisan ini sengaja kami sajikan bertepatan dengan hari Guru Nasional, ya,... meskipun pada hakekatnya, guru dalam mendidik dan mengajar tidak mengenal waktu dan tempat. Apalagi di era 4.0 ini tak ada lagi sekat dalam ruang dan waktu, semua informasi bisa di akses meskipun di dalam hutan, lautan apalagi daratan semua bisa mengakses informasi. 

Sebagai pendidik kita mesti memiliki Prinsip yang kokoh dalam memikul amanat kemanusian, yang diberi tugas sebagai penyuluh dalam kegelapan. Tentunya hal ini berlaku juga bagi penulis sendiri, sebagai sifat asas seorang pendidik.

Kita sadur dari satu Kitab yang cukup fenomenal dalam dunia pendidikan, yang di tulis oleh Dr.Abdullah Nashih Ulwan lahir di Desa Qhadi askar Suriah tahun 1347/1928. wafat di Jeddah 29 Agustus 1987, dimakamkan ba'da Ashar di Kota Mekkah Almukarromah. 

Berikut ini Sifat Asas Seorang Pendidik.
1. Ikhlas
Seorang Pendidik harus mengikhlaskan niatnya, ketika keikhlasan telah terpatri dalam sanubari, maka akan lahir keistiqomahan dalam mendidik. Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan, Sehingga lahir penyerahan yang tulus dari dalam jiwa. Mendidik dengan hati begitulah kita istilahkan, sebagai sumber kekuatan ketika dengan senang hati mengerjakan suatu pekerjan. Namun akan lahir malas, ala kadar, serabutan ketika profesi pendidik tidak diikuti dengan setulus hati. 

2. Takwa
Ketika pendidik tidak didasari sifat Takwa, alamat akan rusaklah generasi. Kenapa? karena pendidik telah dicampuri kemunkaran, tenggelam dalam syahwat, sikap hedonis. Bukankah sudah banyak bukti pendidik yang tidak didasari ketakwaan terjerumus dalam kesesatan. Korupsi dana BOS, BSM, tindakan asusila. dan sebagainya. 
Alhasil pendidikan akan melahirkan generasi yang tidak lagi takut akan Robbnya, tidak memiliki rasa was was dan selalu di awasi Allah. Paling fatal, nuraninya tidak bisa lagi membendung kemaksiatan dan mereka akan tumbuh dalam penyimpangan. Bukankah Dekradasi moral akut generasi kita sudah kita saksikan selama ini? 

3. Ilmu Pengetahuan
Kita semua sepakat, Seorang pendidik haruslah memiliki Ilmu Pengetahuan. Dan harus siap mengupdate terus ilmu pengetahuannya. Kita di didik dalam era 70-80 an, sedangkan Anak didik kita saat ini berada di era milenial. Jika kita terus bertahan dalam prinsip era 70 an, maka akan terlindas jauh dibelakang. Tak ada kata lain, selain mengupgrade terus ilmu pengetahuan kita sebagai pendidik.

Sambutlah 4.0 dengan secercah harapan, memberi kemudahan dan membawa kemaslahatan untuk dunia ilmu pengetahuan. 

4. Santun/Pemaaf
Dalam tutur kata, dalam sikap dan serta dalam pergaulan sehari hari. Pemaaf bukan berarti tidak pernah memberikan hukuman, akan tetapi mereka memberi teguran, hukuman semata untuk mendidik anak didiknya agar menyadari kesalahan yang telah mereka lakukan. Menahan Diri disaat marah, tidak emosi saat meluruskan atau ketika anak melakukan kesalahan menjadi makna santun dan pemaaf. 

Islam Sangat mendorong penganutnya untuk memiliki sifat pemaaf, banyak Ayat Alquran, dan Hadist Nabi yang memberikan petunjuk dalam bersikap santun dan pemaaf ini. Dengan harapan, melalui sikap mulia pendidik ini, anak anak akan tertarik kepada gurunya dan mengikuti segala arahan dan petunjuknya. melalui perantaraan sifat ini juga, anak anak akan berprilaku baik dan menjauhi prilaku buruk. 

5. Tanggung Jawab
Mendidik anak dari sisi keimanan, perilaku, fisik, mental, akan dan sosial adalah tanggung jawab kota sebagai pendidik, dan ini harus kita sadari. Seorang pendidik harus meyakini ketika melalaikan sebuah tanggung jawab, maka dalan sekejap saja anak akan meluncur pada kerusakan tatanilai kehidupan. 
Apalagi melakukannya secara berulang ulang, maka akan lahir pembenaran dari dalam dirinya. Maka yang terlahir adalah pembenaran kebiasaan meskipun itu salah. yang semestinya adalah membiasakan yang benar, bukan membenarkan kebiasaan. 

Ketika keburukan telah tersimpan dalam memori, maka akan semakin sulit untuk merubahnya, dan pada ahirnya seorang ayah akan menyesal seumur hidup karena telah melalaikan tanggung jawab yang telah Tuhan berikan kepadanya. 

Nasehat ini bukanlah berarti kami yang terbaik, barangkali ini akan memberi informasi bagi yang belum mengetahui, dan mengingatkan bagi yang lupa. "Saling menasehatilah kamu dalam kebenaran" 

Semoga Bermanfaat

SELAMAT HGN 
BAGI REKAN GURU DIMANA SAJA BERADA. 
Pasar Binanga
Taufik Elhasybuani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan