RUMAH BARU PARA GURU


Jejak digital jadi bukti sejarah, catatan perjuangan, dan harapan arah baru pendidikan, khususnya di Kabupaten penulis Padang Lawas. Kabupaten yang baru berusia 13 tahun. Tulisan di media cetak ini, diterbitkan tahun 2016 lalu di Harian Sumatera Tenggara Post yang bermarkas di Kota Padang Sidimpuan.

Perlahan tapi pasti harapan ini mulai muncul, ibarat tanaman yang disemaikan baru tumbuh dan mekar dimusim hujan. Meski beberapa bibit unggul, sudah mati kekeringan, mati karena terhalang ilalang. Namun bibit unggul itu muncul dimusim pancaroba ini. 

Bukan hal baru organisasi guru, bahkan kita akui berdirinya sejak awal awal kemerdekaan Republik Tercinta ini. Garda terdepan, dan menjadi motor pergerakan guru guru. Bersatu dalam sebuah wadah PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI). 

Ada satu ungkapan yang di sampikan Whiji Thukul "Akun Ingin Perubahan, Tapi mana mungkin aku Diam. Aku ingin Perubahan, tapi mana mungkin jika aku sendirian". Guru sebagai motor penggerak bangsa, guru sebagai aktor utama pendidikan, Guru sebagai Agen of Change. 

Kita akui, pergerakan guru pasca Reformasi. Apalagi sejak terbitnya UU Guru dan dosen Tahun 2003, gerakan gerakan guru mulai melemah membangun bangsa. Guru mulai stagnan, individualis dan materialis. Sertifikasi menjadi momok yang menghantui jiwa keguruan sebagai pendidik bangsa.  

Kita bersyukur atas terbitnya UU Guru dan Dosen, guru diakui sebagai profesi yang harus dilakoni oleh Orang orang yang kreatif, memiliki daya saing hebat, tidak gaptek. Dan tidak monoton dengan metode metode lama. Namun kita juga harus mengakui, lahirnya SISDIKNAS menjadikan pelrinsip, idialisme, keguruan mulai tergadaikan. 

Para guru mulai materialistik, sehingga cenderung menghalalkan segala cara agar sertifikasinya tetap cair. Bukan lagi jadi rahasia umum, dipelosok negeri ini. Banyak guru yang Gaptek, tapi lolos sertifikasi. Banyak guru yang tidak paham menyusun perangkat pembelajaran, tapi setiap bulan menerima TAMBAHAN PENGHASILAN GURU (TPG). Kami lebih suka memakai kata Tambahan, dari pada Tunjangan. 

Lantas apa yang di profesionalkan? 
Anggaran negara yang 20% dari APBD Dan APBN seharusnya tepat sasaran membangun dunia pendidikan kita. Berbanding lurus dengan kompetensi guru yang menaik grafiknya setiap tahun. PISA merilis data tahun 2019 pendidikan Indonesia masih dibawah rata rata dunia. Tingkat literat, sebagai salah satu tolak ukur dunia pendidikan masih dibawah standar. 

Bahkan untuk menyusun PENITIAN TINDAKAN KELAS (PTK), guru bersedia membayar jutaan rupiah demi kenaikan pangkat. Yang mana hal ini juga akan berimbas kepada penambahan TPG guru tersebut. RPP Hasil copy Paste, bukan lagi rahasia. Sudah lajim download di situs penyedia jasa RPP. 
Melihat realitas ini, IGI Lahir Sharing and Growing Together. Berkontribusi untuk dunia pendidikan yang lebih baik, mengedukasi dengan sepenuh hati agar marwah para guru kembali bisa diraih. Agar guru tidak lagi diintimidasi persoalan HAM. IT, PERLINDUNGAN ANAK. GENDER dan berbagai kasus lainnya. 

Guru kembali menjadi "Digugu dan ditiru". Tingkah lakunya, tutur katanya, tata kramnya, apalagi basic keilmuannya. Tidak adalah lagi Guru Nyasar, lulusan AGAMA mengajar MATEMATIKA. Meski "Pahlawan Tanpa tanda Jasa" marwah Guru kembali terangkat. Inilah harapan organisasi Guru bernama "IKATAN GURU INDONESIA".

IGI Padang Lawas, membuka Pintu selebar lebarnya bagi para Guru di Sumatera Utara Umumnya, Padang Lawas khususnya. Bergabung bersama IGI untuk berbagi dan bersama meningkatkan kompetensi personal, Kepribdian,sosial,keilmuan para guru. Hal ini sudah dibuktikan IGI Padang Lawas, lewat pelatihan Guru Dalam aplikasi GFORMS, GBOARD. 

Dengan Harapan, bagaimana para Guru di Padang Lawas. Memiliki daya saing, dengan para guru diberbagai daerah di Nusantara atau bahkan di Manca Negara. 

Selamat bergabung dengan IGI, khususnya IGI Padang Lawas. Semoga bisa memacu semangat dan kreatifitas kita membangun Padang Lawas lewat Sektor Pendidikan. Selamat 

Taufik Akbar Hasibuan, M.Pd
SEKUM IGI PADANG LAWAS 2017-2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan