Pemuda itu Minim Pengalaman, Full Semangat

Ketika namanya disebut bergetar jiwanya, dia akan berusaha memberikan apa yang bisa dia persembahkan untuk yang dicintainya. Begitulah tanda cinta, kata guru kita Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam bukunya Raudhatul Muhibbin (Taman orang orang yang jatuh cinta)

Mungkin itu juga yang sedang kami rasakan, ketika melihat flayer ini lewat di beranda facebook kami malam ini. Hati ingin menyampaikan sesuatu, tangan ingin memberikan apa saja yang bisa dia persembahkan. Hingga lahirlah ide dalam pikiran untuk merangkai kata menjadi kalimat, sebagai buah pikiran katakanlah kontribusi untuk sebuah yang dicintai. 

"Meningkatkan Pendidikan untuk Generasi muda pada masa Pandemic Covid-19 di Padang Lawas" tema yang diusung generasi Muda Hasibuan ini. Organisasi kepemudaan yang merangkul satu suku marga, yang pada catatan sejarahnya sebagai "Sipukka Huta" Suku pertama mendiami Kabupaten Padang Lawas. Lebih dikenal dengan istilah "Pahae Barumun Pahulu Sosa". 

Tulisan ini bukan bermaksud mengajari limau berduri, mengajari Buaya berenang. Tulisan ini hanya sekedar berbagi dan berdiskusi, tentang pendidikan yang menjadi barometer kemajuan suatu daerah. Tentunya ini hanya sekedar analisis kami, sebagai praktisi, pengamat dan penulis buku pendidikan. 

Kita mulai dari tema yang diusung, "Meningkatkan pendidikan di Padang Lawas" menjadi kata kunci dari seminar ini. Tentu harus kita mulai dari pertanyaan : Bagaimana pendidikan kita di Padang Lawas? 
1. Bagaimana Kwalitasnya.
Agar tidak menimbulkan sak wasangka kita lihat bagan berikut ini.
Hingga saat ini output menjadi acuan untuk melihat kwalitas pendidikan kita, Dari hasil UKG menunjukkan, Padang Lawas masih perlu ekstra full untuk menggenjot kwalitas guru guru kita. Belum kita lihat dari kwalitas siswa.
2. Bagaimana kebijakan
Berbicara tentu berbicara tentang komitmen dari penyelenggara dalam hal ini Pemerintah daerah bersama DPRD sebagai pengambil dan pemutus kebijakan pendidikan. Political will yang mendukung ranah pendidikan menjadi acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan kita. Mari kita berbicara data dalam hal ini.
Untuk memenuhi standar Undang undang Sisdiknas, komitmen kita masih perlu dipertanyakan. 20 % dari APBN/APBD masih jauh dari harapan kita, dengan kata lain, kita masih berkutat meningkatkan infrastruktur benda, dari pada Infrastruktur SDM nya. Padahal membangun manusia yang bisa membangun jembatan lebih bermanfaat dari pada membangun jembatan itu sendiri. 
3. Bagaimana Sarana prasarana
Mari kita lihat gedung bangunan sekolah kita, bahkan masih banyak kita temukan sekolah sekolah yang tidak memiliki WC standar. Sebagai salah satu kebutuhan lingkungan sekolah, persoalan sederhana ini perlu kita pertimbangkan kedepannya. Untuk izin operasional sebuah SPBU, harus menyediakan WC dan Mushollah. Berapa sekolah yang memiliki Mushollat (tempat ibadah). 

Barangkali ketiga hal ini menjadi fokus diskusi, maka pendidikan kita akan meningkat kwalitasnya. Provinsi, bahkan bisa Nasional. Tentunya hal ini kembali kepada komitmen kita segenap warga Pendidikan (Sekolah, pemerintah, Masyarakat) untuk meningkatkan mutu pendidikan kita. 

IMADA HASIBUAN Padang Lawas, menjadi bagian Masyarakat yang harus ambil peran dalam hal ini. Bukan hanya sekolah saja, apalagi menyerahkan sepenuhnya kepada para guru. Yang mana guru kita saat ini, apalagi dimasa pandemic ini cukup kelabakan menyikapi era baru 4.0 yang serba IT. Bagaimana soal Kemampuan guru kita, dalam menggunakan IT Anda boleh cari tulisan tulisan kami diberbagai artikel. Kompasiana, Gurusiana, Guru alif alif. Dan sengaja kami tulisakan dalam sebuah buku. 
Terahir, selamat melangsungkan Seminar Pemuda, mari berdiskusi untuk meningkatkan pendidikan kita di Padang Lawas. Mohon maaf kepada pihak yang tidak berkenan dengan ulasan singkat kami ini. 
Salam
@Gurualifalif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan