Cara Pembuatan Indahan Tondi

Tradisi yang tetap lestari ditengah masyarakat, akan tetap terjaga apabila generasi adat tersebut mengerti dan paham mengenai adat istiadat warisan leluhur mereka. 

Edisi ini, masih kelanjutan dari dua edisi sebelumnya (Silahkan baca tulisan kami sebelumnya). Sekaligus sebagai edisi penutup dalam serial Indahan Tondi . Semoga saja bisa kita lanjutkan dengan berbagai adat istiadat kita yang lainnya, agar tetap terjaga, dan penambah literatur bagi yang mencari referensi.

Namun akan kita tuliskan juga nanti, pandangan hukum Islam tentang persoalan ini, agar tidak menyalahi dan melanggar aturan agama, yang juga menjadi pegangan hidup masyarakat Batak Angkola yang beragama Islam. 

Cara Pembuatan Indahan Tondi

Sebagai suatu warisan leluhur, tentunya kita tidak sembarangan dalam pembuatannnya. Ada tata cara yang telah dibuat oleh leluhur kita sebelumnya, meskipun ada perubahan, namun tidak boleh menghilangkan nilai kesakralan adat budaya itu sendiri. 
Adapun tata cara pembuatan Indahan Tondi ini, yaitu: 

1. Talam (Baki) ini sebagai wadah Indahan Tondi nantinya.

2. Bulung pisang namarhalayar sabahat lima, dua tungkap ujung na tusi pangalehen, tolu singgalak  ujung na tu nadilehen ( Daun pisang sebanyak Lima lembar,  dua lembar ujungnya menghadap orang yang menyerahkan, tiga lembar ujungnya menghadap yang diserahkan)

3. Indahan (ada dua model bentuk Nasi yang di letakkan). 
a. Nadimpu songon tor diginjang bulung pisang (Nasi ditumpukkan seperti bukit)
b. Songon Gadu, indahan Narara bahat na tolu, diattara ni gadu baru indahan Nagorsing. (Seperti pematang sawah, Nasi berwarna merah dibuat tiga pematang, diantara pematang diisi dengan nasi kuning)

4. Ihan pitu mocom diginjang indahan nagorsing, ihan na
a. Udang
b. Labosang
c. Lelan
d. Urare
e. Juar
f. Mera
g. Lamase 
(Ikan tujuh jenis diatas nasi kuning, nama namanya seperti diatas. Namun karena saat ini sudah semakin langka menemukan beberapa jenis ikan tersebut. Maka boleh diganti dengan jenis lainnya).

5. Pira Manuk (Telur ayam diletakkan diatas nasi)

6. Sira marlahanan bulung pisang nai palunjung ( Garam yang di letakkan diatas daun pisang dibuat seperti bentuk melunjung) 

7. Bulung pisang pambukkus, (Daun Pisang Posisinya paling bawah diatas baki atau talam 

8. Tali Nadi puyu (Tali yang di jalin, banyak tali harus ganjil)

9. Hodong ni harambir (Pelepah daun kelapa yang dibuat kecil, kegunaannya untuk mengikat dbungkusan Nasi tadi agar semakin kuat)

10. Abit namar guar pambukkus na (Kain Sarung bermerk sebagai pembungkus, karena nanti, kain sarung tersebut akan tinggal sebagai pemberian). 

11. Abit Nagorsing, (seperti gambar, pembungkus terahir)

12. Bunga bunga. ( Bunga bunga ini berfungsi sebagai perhiasan tambahan, adapun jenisnya Daun Pohon Beringin, Bunga Bungaan, Sanggar, Bendera Merah Putih)

13. Burangir nai tik tik, nadi ihat tu tali pangihat ni indahan tondi (Burangir, "edisi berikutnya kita tuliskan mengenai Burangir". Diikat pada tali pengikat ).

Siobanon

Siobanon adalah isitilah untuk oleh oleh selain Indahan Tondi  diatas, siobanon  berada diluar, tidak menjadi bagian Indahan Tondi, akan tetapi menjadi bagian yang harus ada dalam rombongan Indahan Tondi.  Dan tempatnya juga berbeda beda. 
Ada enam macam lagi jenis Siobanan, Yaitu
1. Indahan Nadi hopolan (Nasi putih dibungkus di daun pisang)
2. Gule manuk nadi rantis (Gulai Ayam di rantis sebagai mana gambar)
3. Gule ihan nadi rantis (Gulai Ikan di rantis)
4. Wajit (Makanan Khas)
5. Sasagun 
6. Kue kue. 

Demikianlah dalam pembuatan Indahan tondi, namun namanya adat tentunya akan terus terjadi perubahan dalam pelaksanaan dan bentuknya. Sesuai dengan zaman dan masanya, sebagai panduan kiranya ini sudahlah cukup bagi kita untuk menjadi penambah literasi adat budaya kita. 
Semoga bermanfaat

Taufik Akbar Hasibuan, M.Pd
Gelar
Sutan Guru Hasibuan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan