Kasih Sayang

Kasih Sayang
(Kisah Bapak Kucing)

Saya ditantang untuk memosting foto Makhluk Tuhan Paling disayang Nabi ini, saya dan sekeluarga masuk pecinta kucing juga, bahkan merogeh koceh membeli makanannya.
 
(Foto saya ambil pagi ini, si kucing menemani santap pagi literasi saya)
Lantas mari kita simak satu kisah pencinta Kucing, namanya Abu Hurairoh (Bapak Kucing). Nama asli beliau Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (bahasa Arab: عبدالرحمن بن صخر الأذدي), lahir 598 - wafat 678, yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah (bahasa Arab: أبو هريرة).

Beliau adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal, dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya. Sehingga Nama beliau sudah begitu harum diseluruh jagat raya ini, apalagi dikalangan ahli ahli hadis.  Mudahan mudahan Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya untuk beliau.

Ibnu Hisyam berkata bahwa nama asli Abu Hurairah adalah Abdullah bin Amin dan ada pula yang mengatakan nama aslinya ialah Abdur Rahman bin Shakhr.
Beliau diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijriyah, berasal dari bani Daus di Yaman. Ketika  masih jahiliyah, beliau bernama Abdu Syamsi (Hamba Matahari). Setelah beliau mengikrarkan diri untuk berserah diri pada Allah dan Rosulnya, maka nama beliau diganti oleh Rasulullah Saw. 

Sejak kecil beliau sudah yatim, sehingga bekerja pada salah seorang majikan bernama Basarah binti Ghazawan. Seorang janda kaya raya, setelah masuk Islam perempuan ini dinikahinya. 
Abu Hurairoh (Bapak Kucing), kuniyah ini di dapatkannya dari kebiasaan sehari harinya memelihara seekor kucing. Sejak kecil dia sudah menyayangi hewan, apalagi hewan yang paling dekat dengan manusia ini. 

Kecintaannya kepada kucing, Berawal dari penemuannya terhadap seekor anak kucing dijalanan. Karena takut membawanya kerumah, maka anak kucing ini diletakkannya didahan sebatang pohon. Esok harinya, pagi pagi sekali Abu Hurairoh pergi melihat kucing tersebut. Hatinya begitu senang, ketika masih mendapatkan anak kucing tersebut disana. 

Begitulah seterusnya, kemanapun beliau pergi, maka kucing tersebut selalu ada didekatnya. Bahkan setelah beliau Masuk Islam, kebiasaan ini masih terus berlanjut. Mendapat respon positif dari Nabi SAW. Bahkan beliau salah satu sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan Hadits, 5374 kurang lebih hadist berasal dari beliau, karena kedekatannya dengan Nabi. 
Berikut salah satu hadist yang berasal dari Beliau. 

قال صلى الله عليه و سلم (من لا يرحم لا يرحم) متفق عليه
"Siapa yang tidak ada dihatinya rasa kasih sayang, maka ia juga tidak akan mendapat kasih sayang Allah"

Dalam artikel Muhammad Abdul Azis Alhawali dalam menjelaskan hadis ini, beliau menjelaskan makna kasih sayang secara jelas.
Makna kasih sayang ini begitu luas, dan menyangkut kehidupan sosial, antar manusia dan makhluk lainnya, terlebih dengan Pemilik kasih sayang itu sendiri. Berikut ini penjelasan singkatnya. 
1. Rahmat ini adalah Akhlak terpuji terhadap manusia dan juga kepada Hewan. Karena setiap manusia (orang beriman) terpatri didalam hatinya akhlak terpuji dalam Attaubah ayat 128. 
2. Rahmat (Kasih Sayang) terhadap anak anak bermakna, mengajari mereka adab, Pendidikan, sosial dan segala kebutuhan mereka dimasa yang akan datang. Maka jika membiarkan atau menelantarkan sama artinya menghilangkan rahmat Allah
3. Rahmat (Kasih sayang) terhadap kedua Orang tua. Hal ini bermaksud, menghormati, memuliakan, menjaga, merawat mereka. Dan menaati mereka selama bukan jalan maksiat
4. Rahmat (kasih sayang) terhadap kirabat. Hal ini bermaksud berkunjung, silaturrahim, tolong menolong dalam kebaikan. 
5. Rahmat (kasih sayang) terhadap suami Istri. Hal ini bermakna, berkongsi menuju kebaikan bersama, saling menghormati dan menghargai. 
6. Rahmat (kasih sayang ) kepada sesama manusia. Kata kuncinya adalah Laksanakan apa yang menjadi kewajiban kita. tinggalka  jika menurut kita merugikan diri kita sendiri.  
7. Rahmat ( Kasih sayang) terhadap hewan peliharan, memelihara mereka dengan sebaik baiknya, memberi makan dan minum, tidak menyiksa, tidak memberikan beban diluar kesanggupan hewan tersebut. 

Jika rahmat ini dapat kita aplikasikan pada manusia, maka senantiasa manusia akan menyayangi kita. Demikian halnya jika kita menyayangi hewan, maka senantiasa kita akan dijaga dari gangguam hewan dan binatang. 
Sebaliknya jika rahmat tidak ada dalam diri kita bagi manusia pada umumnya, setidaknya di dunia akan menerima azab dan balasan dari manusia itu sendiri. Dan kelak mendapat azab dari Allah di ahirat. 
Begitu juga terhadap hewan hewan yang di sakiti melewati batas batas kewajaran, dan bukan berdasarkan kebutuhan. Maka pelakunya mendapat azab diahirat. Dan juga didunia sebagian. 

Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan