Penelitian Konsep dan Tokoh

 


PENELITIAN KONSEP DAN TOKOH

A.    Pendahuluan

Studi tokoh merupakan suatu desain penelitian yang termasuk ke dalam desain penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali  pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidang yang digelutinya.

Namun terkadang masing sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaanya, kesalahan umum yang sering terjadi, khususnya bagi peneliti pemula adalah mencari tokohnya dahulu.Padahal yang seharusnya dilakukan lebih dahulu oleh peneliti adalah menentukan bidang keilmuan lebih dulu bukan menentukan tokohnya terlebih dahulu.

Studi tokoh merupakan salah satu dari jenis penelitian kualitatif yang dering digunakan untuk menyelesaikan salah satu tugas diperguruan tinggi, baik berbentuk skripsi, tesis dan disertasi. Meskipun sudah lumrah digunakan dalam proses penelitian, buku yang representif tentang studi tokoh masih sangat terbatas. Sehingga dalam pelaksanaan dilapangan mahasiswa sring mangalami krisis metodologi, termasuk makalah ini mengalami keterbatasan sumber yang harus diadopsi. Makalah ini juga hadir apa adanya dan serba sederhana.

Sebenarnya penelitian tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data- data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya. Sebagai jenis penelitian kualitatif, studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh. Sebenarnya sebagai varian metode dan jenis penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidangnya.

 

B.     Pengertian Penelitian Tokoh

Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. penelitian semacam ini dapat berbentuk studi kasus, multi kasus, multi situs, penelitian historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian fenomenologis, atau penelitian masa depan. Sehingga, kaidah-kaidah yang dibangun dalam studi tokoh mengikuti kaidah penelitian kualitatif.[1]

Penelitan kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Proses dalam penelitian kualitatif merupakan penekanan dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih fokus pada proses daripada hasil akhir.[2]

Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu- individu dalam setting itu secara keseluruhan.[3] Dalam studi tokoh, metode yang digunakan untuk meneliti subjek penelitian akan mempengaruhi cara peneliti memandang subjek tersebut. Jika subjek dipandang peneliti berdasarkan angka atau kriteria tertentu, maka peneliti akan kehilangan sifat subjektif perilaku manusiawi sang tokoh. Melalui metodologi kualitatif, peneliti dapat mengenal lebih jauh dan mendalam mengenai sang tokoh secara pribadi dan melihat dia mengmbangkan definisinya tentang dunia dengan berbagai pemikiran, karya, perilaku yang dijalaninya.[4]

Sebenarnya penelitian tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data- data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya.

Sebagai jenis penelitian kualitatif, studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh. Sebenarnya sebagai varian metode dan jenis penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidangnya.

Tujuan dilakukannya peneletian tokoh adalah untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya, selain itu tujuan dilakukannya penelitian tokoh adalah untuk memahami dan mendeskripsikan tentang keunikan tokoh sebagai sosok pribadi dalam konteks komunitas atau social.[5]

Sebenarnya sebagai varian metode dan jenis penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidangnya. Sayang masih sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaanya. Kesalahan umum yang sering terjadi, khususnya bagi peneliti pemula, adalah mencari tokohnya dulu. Padahal, yang seharusnya dilakukan lebih dulu oleh peneliti adalah menentukan bidang keilmuan lebih dulu. Setelah itu diidentifikasi siapa saja tokoh yang ada di bidang itu untuk selanjutnya dipilih siapa di antara tokoh tersebut yang paling menonjol. Ukuran ketokohan seseorang adalah banyaknya karya ilmiah yang dihasilkan, pandangan masyarakat secara umum dengan menghimpun informasi sebanyak-banyaknya tentang tokoh tersebut dari berbagai sumber. Setelah data terkumpul, dikaji kelebihan dan kekurangan para tokoh untuk selanjutnya ditentukan yang paling sedikit kekurangannya dan paling banyak kelebihannya. Itulah tokoh yang  dipilih.

 

 

C.    Karakteristik Penelitian Tokoh

Salah satu tugas peneliti ketika hendak melakukan studi tokoh adalah melihat kelayakan orang yang hendak ditelitinya untuk dijadikan objek penelitian studi tokoh.[6] 

Ketokohan seseorang paling tidak dapat dilihat dari tiga indikator. Pertama, integritas tokoh tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kedalaman ilmunya, kepemimpinannya, keberhasilan dalam bidang yang digeluti hingga mempunyai kekhasan atau kelebihan dibanding orang-orang segenerasinya, dan juga dapat dilihat dari integritas moralnya. Kedua, karya monumentalnya, baik karya tulis, karya nyata dalam bentuk fisik maupun nonfisik yang bermanfaat  bagi masyarakat atau pemberdayaan manusia, baik sezaman maupun sesudahnya. Ketiga, kontribusinya dalam masyarakat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk pemikiran maupun aksinya.[7]

Ketiga indikator tersebut, ditambah satu indikator lagi, sebagaimana diungkapkan oleh Maimun dan Arief Furchan dalam bukunya yang berjudul  Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh, yaitu; ketokohannya diakui secara mutawatir. Artinya dengan segala kekurangan dan kelebihan sang tokoh, sebagian besar warga masyarakat memberikan apresiasi positif terhadapnya. [8]

Dalam batas-batas tertentu, studi tokoh mempunyai kesamaan-kesamaan dengan studi kasus. Bahkan dalam antropologi, studi kasus yang digunakan pada umumnya adalah studi tokoh, terutama apabila peneliti berhadapan dengan seorang informan yang kebetulan tidak punya karya yang berbentuk dokumen, sehingga data yang diperoleh lebih banyak dari hasil wawancara.[9]

Studi kasus yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara ini sebenarnya identik dengan studi tokoh. Bedanya adalah, dalam studi tokoh, penggalian informasi kepada seseorang bersifat lebih mendalam dan terfokus pada persoalan yang berkaitan dengan suatu bidang keilmuan tertentu.[10]

Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan yang digunakan dalam studi tokoh adalah sebagai berikut:

1.      Pendekatan tematis (Tipical Appoarch)

Aktivitas seseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema / topik yang menggunakan konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu bidang keilmuan tertentu, misalnya studi tokoh mengenai pemikiran hukum Islam di Indonesia dan sebagainya. Pendekatan ini bersifat analitis, sehingga dapat membedakan antara pemikiran sang tokoh dari pemikiran tokoh lain dalam suatu bidang keilmuan tertentu.[11]

2.      Pendekatan otobiografi

Pendekatan ini sangat luas dan intensif dari masing-masing tokoh.[12] Teknik ini digunakan untuk memahami sang tokoh berdasarkan pendapat tokoh lain yang mempunyai disiplin keilmuan yang sama atau berbeda. Prinsipnya adalah baik yang dinilai maupun yang menilai adalah sama-sama tokoh. Pandangan bebas dar masing-masing tokoh trhadap sang tokoh yang menjadi fokus studi dapat membantu kesahihan dan keandalan data yang diperoleh dari teknik ini.[13]

3.      Pendekatan masalah khusus

Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif suatu masalah khusus atau kejadian luar biasa atau kejadian gawat yang menyangkut tokoh. Bagaimana sang tokoh menghadapi masalah persoalan baru yang sangat khusus dan bahkan luar biasa itu?[14]

4.      Pendekatan contruction of days

Pendekatan ini tidak terbatas pada cerita mengenai apa yang dialami sang tokoh pada hari kemarin, tetapi dapat juga dipilah hari-hari tertentu secara acak, misalnya hari-hari biasa saja tanpa kejadian luar biasa. Namun, dapat pula dipilih hari-hari yang luar biasa bagi tokoh, seperti har-hari saat menghadapi masa sulit dalam hidup sang tokoh, saat masa keemasan dalam karir dan hidup sang tokoh dan seterusnya. Dengan kata lain, pendekatan ini lebih memfokuskan pada hari-hari tertentu yang mempunyai nilai historis bagi tokoh selama karir atau hidupnya.[15]

 

D.    Langkah-langkah Penelitian Tokoh/Konsep

Langkah-langkah metodologis dalam melakukan penelitian tokoh adalah sebagai berikut:[16]

  1. Menentukan bidang kajian yang menjadi minat peneliti.
  2. Bidang yang dipilih merupakan bidang yang paling dikuasai peneliti.
  3. Membuat daftar siapa saja tokoh atau ilmuwan yang dipandang sebagai ahli di bidang yang akan dikaji.
  4. Dari sekian banyak tokoh itu dibuat peringkat ketokohannya berdasarkan karya yang ditulis, pandangan orang dan masyarakat luas tentang tokoh tersebut, dan tentu expert judgement peneliti sendiri.
  5. Dibuat daftar kelebihan dan kekurangan masing-masing tokoh dalam bidang yang akan dikaji.
  6. Setelah itu ditentukan tokoh yang dipilih untuk dikaji.
  7. Untuk menambah wawasan tentang tokoh dimaksud, peneliti melakukan kajian terdahulu tentang siapa saja yang pernah meneliti tokoh tersebut untuk memperoleh state of the arts.

 

 

 

Contoh Penelitian Tokoh:

  1. Judul:

Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Mahmud Yunus Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam Di Indonesia

  1. Fenomena

Dewasa ini, banyak pemikir-pemikir pendidikan baru yang bermunculan dengan mengungkapkan pola alur fikiranya masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikan lingkungan di mana mereka bersoalisasi. Meskipun demikian, kita tidak boleh terlena dengan hal-hal yang baru, karena munculnya ilmwuan-ilmuwan baru pada zaman globalisasi ini tidak terlepas dengan kinerja tokoh-tokoh pendidikan yang telah terdahulu.

Untuk, itu kita semetinya harus banyak berterimakasih kepada para tokoh pendidikan kita yang telah memberikan sumbangsih dan kotribusi yang amat besar bagi kemajuan kependidikan saat sekarang ini. Caranya kita berterimakasih mereka adalah dengan mengkaji ulang atau membahas kembali, bagaimana perjuangan mereka dulu saat melakukan gerakan-gerakan pembaharuan pendidikan. Dengan demikian akan dapat membangkitkan semangat kita untuk belajar dan menggali ilmu pengetahuan yang setinggi-tingginya, untuk melanjutkan perjuangan mereka terdahulu.

Salah satu tokoh yang dimaksud penulis adalah Mahmud Yunus yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran khususnya pendidikan Islam di Indonesia.

  1. Fokus Masalah

Adapun yang menjadi fokus masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran-pemikiran Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam dan implikasinya terhadap Pendidikan Islam di Indonesia.

  1. Rumusan Masalah

a.       Bagaimana pemikiran pendidikan Mahmud Yunus?

b.      Apakah Implikasi Pemikiran Mahmud Yunus Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia?

  1. Sumber Data

Mahmud Yunus di masa hidupnya dikenal sebagai seorang pengarang yang produktif. Aktivitasnya dalam melahirkan karya tulis tak kalah penting dari aktivitasnya dalam lapangan pendidikan. Popularitas Mahmud lebih banyak dikenal lewat karangan-karangannya, karena buku-bukunya tersebar di setiap jenjang pendidikan khususnya di Indonesia. Kesibukan Mahmud Yunus dalam mengelola dan mengajar di Normal Islam dan sekolah Ilmu Tinggi, tidak mengurangi waktunya untuk menulis beberapa  buku yang bermutu. Karya tulis yang dihasilkanya 63 buah (49 buah buku berbahsa Indonesia dan 27 buah berbahasa Arab), dalam bidang Ilmu Agama, ilmu pendidikan dan bahasa Arab.

Adapun karya-karyanya yang berkaitan dengan pendidikan sekaligus menjadi sumber data dari penelitian ini adalah:[17]

a.       Pengetahuan Umum dan Ilmu Mendidik, (tidak teridentifikasi lengkap)

b.      Metodik Khusus Pendidikan Agama, 1980, Hidakarya Agung , Jakarta

c.       Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia (tidak teridentifikasi lengkap)

d.      Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, 1978, Hidakarya Agung, Jakarta.

e.       At-Tarbiyyah wa at-Ta’lim, (tidak teridentifikasi lengkap)

f.       Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Intisari Pendidikan Barat, 1968, Al-Hidayah Jakarta

  1. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun yang menjadi instrumen pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan studi dokumentasi.

Menurut Burhan Bungin “Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories”.[18] Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang  berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.[19] Metode atau studi dokumen, meski pada mulanya jarang diperhatikan dalam metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam metodologi penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang di para peneliti, bahwa banyak sekali data-data yang tersimpan dalam bentuk dokumen dan artefak. Sehingga penggalian sumber data lewat studi dokumen menjadi pelengkap bagi proses penelitian kualitatif. Bahkan Guba seperti dikutip oleh Bungin (2007) menyatakan bahwa tingkat kredibilitas suatu hasil penelitian kualitatif sedikit banyaknya ditentukan pula oleh penggunaan dan pemanfaatan dokumen yang ada.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif tentang studi tokoh meliputi data pengamatan (observasi), wawancara, dokumentasi dan catatan perjalanan hidup sang tokoh.[20]

1.      Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data atau fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi membantu menegaskan atau menolak sera melihat kembali tentang apa yang telah ditemukan lewat wawancara maupun kuisioner.

Petunjuk- petunjuk yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan observasi yang efektif adalah sebagai berikut :

a.       Yang harus dilakukan untuk melakukan observasi:

1)      Rencanakan terlebih dahulu observasi yang harus dilakukan, meliputi :

a)       Apa yang akan diobservasi.

b)      Dimana letak lokasi observasi.

c)       Kapan observasi akan dilakukan.

d)      Siapa yang akan melakukan observasi tersebut.

e)       Siapa yang diobservasi.

f)       Bagaimana melakukan observasi tersebut.

2)      Meminta izin kepada pihak yang terlibat dan berwenang.

3)      Bertindaklah dengan rendah hati.

4)      Lengkapilah dengan catatan selama observasi.

5)      Kaji ulang observasi dengan individu- individu yang terlibat.

b.      Yang tidak boleh dilakukan

1)      Mengganggu kerja individu yang diobservasi

2)      Terlalu menekankan pada pekerjaan- pekerjaan yang tidak penting

3)      Jangan membuat asumsi- asumsi.

2.      Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta dilapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face ) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet, atau surat (wawancara tertulis ).

Dalam melakukan wawancara dapat dilakukan tiga macam pendekatan, yakni :

a.       Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.

b.      Menggunakan lembar berisi garis besar pokok- pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan.

c.       Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih rinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum.

3.      Dokumentasi

Data dalam suatu penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara.Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen dan foto.

a.       Dokumen

Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat- surat dan dokumen resmi. Keuntungan bahan tulisan ini antara lain ialah bahwa bahan itu telah ada, telah tersedia dan siap pakai. Menggunakan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya.banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu, bila dianalisis dengan cermat yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.

Buku harian, memberi keterangan terinci mengenai pengalaman pribadi, hal- hal yang terkandung dalam pikiran, dan hati sanubari seseorang mengenai dirinya sendiri serta dunia sekitar, renungan tentang nilai- nilai, hubungan dengan Tuhan dan manusia, harapan dan kekecewaan dan lain sebagainya. Demikian pula surat- surat pribadi kepada keluarga dekat memberikan data banyak mengenai pandangan pandangan seseorang tentang berbagai hal.

Dokumen resmi, banyak terkumpul di tiap kantor dan lembaga. Diantaranya ada yang mudah diperoleh dan terbuka untuk umum untuk dibaca, akan tetapi ada pula yang bersifat intern bahkan ada yang sangat dirahasiakaan.

Oleh sebab bahan dokumen besar manfaatnya dalampenelitian hendaknya diselidiki apakah bahan ini tersedia di lembaga yang dijadikan lapanga penelitian.Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan utama dalam penelitian historis.

b.      Foto

Foto mempunyai keuntungan tersendiri, foto dapat menangkap, “membekukan” suatu situasi pada detik tertentu dan dengan demikian memberikan bahan deskriptif yang berlaku pada saat itu.

Foto bukan sekedar gambar.Banyak hal yang dapat dikorek dari foto itu bila kita berusaha untuk memperhatikannya dengan cermat dalam usaha untuk memahaminya lebih mendalam.[21]

4.      Catatan- catatan perjalanan hidup sang tokoh/ riwayat

Riwayat hidup adalah catatan singkat tentang gambaran diri seseorang.Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus diisi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang. Dari segi penampilannya riwayat hidup tidak mempunyai bentuk standard. Riwayat hidup ditulis seperti karangan singkat, diawali oleh judul dan ditutup oleh rangkaian tanggal, tanda tangan dan nama. Sebenarnya riwayat hidup termasuk surat keterangan, dalam hal ini keterangan pribadi.

Terkait sistematika laporan studi tokoh memang tidak ada pola yang baku. Tetapi setidaknya model berikut (diadopsi dari Furchan dan Maimun, 2005: 90-91) bisa dipakai sebagai panduan.

I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

B.     Fokus Penelitian

1.      Batasan Masalah

2.      Rumusan Masalah

3.      Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.     Tinjauan Pustaka

D.    Metode Penelitian

1.      Jenis dan Sifat Penelitian

2.      Sumber Data

3.      Teknik Pengumpulan Data

4.      Teknik Analisis Data

5.      Pendekatan

II.            BIOGRAFI TOKOH

A.    Riwayat Kehidupan

B.     Riwayat Pendidikan dan Karya-karyanya

C.     Pemikiran-pemikiran serta Aktifitas Bidang yang Dikaji

III.            PEMBAHASAN STUDI

A.    Pembahasan Fokus Studi Pertama

B.     Pembahasan Fokus Studi Kedua, dan seterusnya

IV.            SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

E.     Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data- data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan. Penelitian tokoh itu termasuk kedalam salah satu jenis penelitian kualitatif yang berkembang sejak era 1980’an. Sebagai jenis penelitian kualitatif, peneletian tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh.

Manfaat dilakukannya penelitian tokoh adalah sebagai berikut:Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah, baik masa lalu maupun masa depan,berguna bagi pemenuhan hajat hidup manusia, khusunya berkenaan dengan aspek penataan kehidupan. Hal itu mencakup:Untuk mengembangkan apresiasi terhadap tokoh yang telah memberikan kontribusi terhadap bidang yang ditekuni.Untuk meningkatkan apresiasi terhadap tokoh yang meneladani pengembangan ketrampilan berpikir kreatif dan berfikir kritis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, Taufik dan Abdurrahman Surjomehardjo. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Jakarta: Gramedia, 1995.

 

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif ,  Jakarta: Rineke Cipta, 2008.

 

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. 

 

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

 

Furchan, Arief dan Agus Maimun. Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

 

Harahap, Syahrin. Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

 

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik- Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1996.

 

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006.

 

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif,  Bandung: ALFABETA, 2005.



[1]Arief Furchan dan Agus Maimun, Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 15.

[2]Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), hlm. 193.

[3]Arief Furchan dan Agus Maimun, Op.cit., hlm. 15.

[4]Ibid., hlm. 16.

[5]M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 99.

[6]Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 4.

[7]Ibid., hlm. 8.

[8]Arief Furchan dan Agus Maimun, Op.cit., hlm. 13.

[9]Ibid., hlm. 33-34.

[10]Ibid., hlm. 34.

[11]Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 115. 

[12]Ibid.,  

[13]Arief Furchan dan Agus Maimun, Op.cit., hlm. 35.

[14]Ibid.,  

[15]Ibid.,  

[16]Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomehardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi. (Jakarta: Gramedia, 1995), hlm. 47.

[17]Malika Ilham dan Tim Peneliti-Penulis FIB-Adab IAIN Padang IFA. Khazanah Ulama Minangkabau Prof. DR. H. Mahmud Yunus (1899-1992),  (Diposkan di http://ulama-minang. blogspot.com/2010/01/profdrh-mahmud-yunus-1899-1992.html).

[18]M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 121.

[19]Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif,  (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm. 329.

[20]Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,  (Jakarta: Rineke Cipta, 2008), hlm. 188.

 

[21]S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik- Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 85


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan