PART 4 BELAJAR CINTA DARI NABI SAW

Part 4 
Belajar Cinta Dari Nabi SAW

Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan nikmat kepada kita berupa pengutusan Nabi yang penyayang, mengajari kita cinta dan kasih kepada sesama. Bukan saja kepada kekasih hati, istri, anak anak, keluarga, sahabat saja. Bahkan beliau mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada makhluk selain manusia, penyayang kepada hewan, tumbuhan bahkan benda mati sekali pun. 

Meski demikian cinta dan kasih sayang yang beliau ajarkan, tidak pernah menyalahi norma norma kesusilaan, norma norma adat budaya masyarakat. Beliau menjunjung tinggi tata krama dalam kehidupan bermasyarakat. Beliu membimbing kita pada sunnahnya yang penuh dengan rahmat, kelembutan dan kehalusan budi pekerti. 

Sifat rahmat merupakan sifat yang dominan dan dikenal dalam kehidupan Nabi, sehingga risalah dan pengembannya serta kenabian dan pemangkunya menjadi rahmat bagi alam semesta. Alangkah indahnya limpahan rahmat serta sungai cinta dan belas kasih dalam kehidupan Nabi SAW. 

Rahmat Nabi lebih besar dari pada rahmat kedua oranh tua, sesungguhnya beliau adalah ayah ruhani kita, sedangkan yang membuat kita terlahir adalah ayah jasmani kita.
Jika ayah kita adalah penyebab kita terlahir kedunia, maka Rasulullah adalah penyebab kita mengenali surga sebagai tempat kembali yang terindah, neraka adalah tempat sejelek jelak tempat kembali. 

Bahkan terhadap benda mati sekali pun, rahmat dan kasih sayangnya mengalir. Pernah suatu ketika, beliau menggunakan mimbar yanh baru dibuatkan untuknya. Yang mana selama ini, beliau menggunakan batang pohon kurma sebagai mimbarnya. Batang pohon kurma tersebut memendam rindu yang bersangatan kepada beliau, sehingga suatu hari, terdengar suara merauang begitu keras, hampir saja pohon kurma itu terbelah. 

Lantas Nabi turun dari mimbarnya, dan memeluk pohon kurma tersebut. Kemudian beliau bersabda " Ia menangis karena dahulu terbiasa mendengar zikir". H. R Bukhori diceritakan oleh Jabir bin Abdullah. 

Pernah juga Nabi melihat rumah semut yang terbakar, kemudian beliau bersabda " Siapakah yang membakar ini? Abdullah bin Mas ud menjawab, kami ya Rasulallah! Lantas Nabi bersabda: Sesungguhnya tidak ada yang layak menyiksa dengan api selain Rabb pemilik api" HR. Abu Daud. 

Perhatian beliau juga tidak luput dari Anak Yatim, kaum Dhuafa, orang Miskin. Sabda beliau : "Aku dan penanggung anak yatim disurga seperti ini" sembari mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah" HR  Bukhori. 

Beliau juga mengatakan " Siapa yang berusaha menanggu hidup orang miskin, dia bagaikan mujahid di jalan Allah, atau orang yang berpuasa, atau ahli sholat malam" Muttafaqun alaih. 

Dan ingatlah Nasehat beliau ini : " Carikan aku kaum Lemah (Dhuafa), Sesungguhnya kalian akan dilimpahkan rezeki dan dimenangkan dengan kaum dhuafa" HR. Abu Daud. 

Sebaliknya siapa yang berbuat jholim terhadap orang yang lemah (dhuafa), merampas hak mereka, mempersulit urusan mereka. Maka Laknat Allah, Malaikat  bagi mereka. 

Sholawat salam kepada Nabi yang memadukan antara kekuatan dan kasih sayang, kelembutan dan keteguhan, keberanian dan kedermawanan, serta kewibawaan dan thawadhu. 

#gurualifalif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan