Part 10 Sosok Paling Toleran di Dunia


Part 10
Sosok Paling Toleran di Dunia

"Aku diutus dengan membawa syariat yang toleran" HR. Ahmad. 
Baik perkataan, perbuatan, maupun keadaan. Ucapannya, khutbahnya, nasihatnya, ibadahnya, makannya, minumnya, terjaganya, dan tidurnya semua disikapi dengan mudah. Penuh toleransi dan rahmat. 

Contoh sederhana sikap toleransi beliau dalam beribadah. Bisa kita lihat dalam ibadah sholat, tidak bisa berdiri, duduk, tidak bisa duduk, berbaring, tidak bisa berbaring, di sholatkan. Tidak bisa diawal waktu, dipertengahan, tidak bisa di awal waktu dipenghujung waktu. Yang penting jangan tinggalkan sholat. 

Dalam ibadah sedekah, tidak bida seratus ribu,  lima puluh ribu, tidak bisa lima puluh ribu, dua puluh ribu, tidak bisa dua puluh ribu, sepuluh ribu, tidak bisa sepuluh ribu, lima ribu, tidak bisa lima ribu, dua ribu, tidak bisa dua ribu, seribu rupiah. Cobalah renungkan sebentar, jika kita sedekahkan setiap Jum'at di kotak infak seribu rupiah, apakah akan membuat kita jatuh miskin? Kelaparan? Atau mungkin bukan karena ketidak mampuan kita, tapi karena sifat kikir, pelit yang merajai hati kita. 

Rasulullah pernah ditanya! "Amalan apa yang paling disukai Allah? Beliau bersabda " amalan yang kontiniu, walau pun sedikit" (Muttafaqun alaih). Sebab amalan yang sedikit bila dilakukan dengan terus menerus jauh lebih baik dari pada amalan yang banyak tapi dilakukan hanya sekali sekali. 

Kemudahan adalah jalan Nabi, toleransi adalah tujuanya dan keringanan adalah metodenya. Nabi melarang berlagak fasih, yaitu menunjukkan kemampuan bicara yang baik, dengan dibuat buat untuk kesombongan. Agar disebut pandai berbahas arab, agar disebut wara' dan sebagainya. Nabi melarang hal itu, beliau mengajak berbicara dengan jelas dan mudah, pilih kosa kata yang mudah dimengerti orang lain, orang awam. Jangan menyengaja mencari kosa kata yang seolah olah luas ilmu, kren, modren yang justeru membuat orang tidak paham apa yang kita sampaikan. 

Beliau memudahkan urusan mahar dan nikah, Uqbah bin Umar meriwayatkan, Nabi bersabda "Sebaik baik pernikahan adalah yang paling mudah" dengan kata lain tidak mempersulit prosesnya, tidak menetapkan mahar yang berlebihan bahkan beliau membolehkan mahar dengan berhutang. HR. Abu Daud. 
Ini merupakan tujuan syariat pernikahan, yaitu meringankan umat agar pernikahan terlaksana dengan mudah. Maka terputuslah kerusakan akhlak di masyarakat, dan perilaku perilaku memalukan ditengah masyarakat. 

Setiap orang dapat mengikuti bagian yang bermanfaat untuk kehidupan pribadinya, apapun statusnya. Inilah bukti kemudahan, toleransi dari syariat yang beliau ajarkan. Tidak peduli apakah dia seorang yang awam, lim, raja, menteri, kaya, fakir, tua, muda, laki laki, perempuan. Semua bisa dan mudah melaksanakan syariat yang beliau ajarkan sesuai dengan pribadinya masing masing. Maka sangat tidak masuk akal, mereka yang cenderung memaksakan diri, berbuat seolah olah persis seperti apa yang Nabi lakukan, padahal zaman telah berganti, manusia telah bertukar. Namun syariat yang beliau ajarkan tetap sesuai dengan zaman itu sendiri. Bukan zaman yang diikuti, tapi zamanlah yang mengikuti syariat itu sendiri.

Dengan kemudahan dalam melaksanakan syariat beliau ini, terbukti hingga saat ini, ajaran beliau semakin bertambah pengikutnya setiap hari. Mungkin saja kita yang malas kemasjid, tapi diluar sana orang orang mulai berbondong bondong sholat di masjid. Mungkin kita yang malas bersedekah, di luar sana mereka sulit mendapatkan tempat bersedekah karena semua ahli sedekah. 

Mungkin kita yang memaksakan diri, agar begini begitu, pakaian ini pakaian itu, diluar sana cukup dengan seadanya mereka tetap melaksanakan syariat agama. Tidak terkurung dengan pemahaman yang sempit dan kaku, lihatlah bagaiman toleransinya dalam ibadah, zakat, puasa jika tidak sanggup boleh diganti di hari lain, dalam perjalanan dan sebagainya. 

Mari jadikan Rasulullah sebagai contoh yang baik dalam kehidupan. 
Shollu ala Muhammad. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulak Tondi Tu Badan

Cerita Rakyat "BORU AGIAN NA MATE MALUNGUN"

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Pendidikan